Lazy Dungeon Master Light Novel Bahasa Indonesia Vol 15 : Chapter 1 - Part 3
Lazy Dungeon Master Light Novel Bahasa Indonesia Volume 15 : Chapter 1 - Part 3 |
||
---|---|---|
Font Size :
|
|
|
Rokuko, Soto, dan aku pergi ke [Ivory Beach]. Rokuko tidak bisa memindahkan Soto dengan fungsi penempatannya, jadi dia mengikuti di {Storage}ku. Yang masuk akal, mengingat dia tinggal di {Storage}ku sejak awal, tapi...
Gaah, aku berharap aku memakai lebih dari sekedar pelindung kaki. Seharusnya aku memasukkan armor itu ke {Storage}, tapi aku melewatkan kesempatanku karena aku meninggalkannya agar catnya bisa mengering. Sialan.
“Jadi kau akhirnya tiba. Aku sudah menunggu,” Terdengar suara. Itulah dia: penguasa kegelapan yang dikenal sebagai Dewi Gading. Aku tidak ingin datang. Aku benar-benar tidak ingin datang. Ada apa dengan aura hitam yang memancar darinya? Mengapa aku merasakan tanah itu sendiri bergetar di hadapannya?
“Pagi, Nee-san!”
“Selamat pagi, Rokuko. Kau semanis biasanya hari ini,” Kata Haku, sikapnya berubah dengan cepatnya begitu dia menoleh ke Rokuko. Rasanya seperti dia dengan cekatan menghindari Rokuko dengan semua niat membunuh yang dia tujukan ke arahku. Aku ingin muntah.
Dia memeluk Rokuko dan menepuk kepalanya, lalu berbalik untuk tersenyum pada Soto. “Jadi, ini Core tak bernomor yang kau sebutkan?”
“Se-Senang bertemu denganmu, Tante Haku!”
“Tante… Mm, kurasa aku Tantemu, karena kau putrinya Rokuko. Dan siapa namamu?”
“B-Benar! Aku Soto! A-aku, aku dalam perawatanmu!”
“Kenapa kau menyembah-nyembah?”
Hey! Tidak adil, Soto! Jika kau menyembah-nyembah padanya terlebih dahulu, aku akan kehilangan kesempatanku untuk melakukan hal yang sama! Aku harus merantainya dan bersujud ke tanah juga... Oh tidak, pelindung kakinya menghalangi! Aku seharusnya memodifikasinya agar lebih mudah untuk digerakan!
“Silakan, berdiri. Kau adalah putri Rokuko berarti kau keponakanku, bukan? Kepalamu adalah kepala seorang bangsawan, dan bukan kepala yang boleh menunduk semudah itu. ”
“Y-Yesh, ma’am!” Soto melompat seperti pegas mainan. Haku membalas dengan cekikikan halus pada saat itu.
A-Apakah kami dimaafkan n— Oh, hanya Soto. Oke, aku mengerti, tidak perlu semua energi pembunuh. Aku akan mati sekarang. Gah, pelindung kaki itu menghentikanku dari menyembah-nyembah padanya... Setelah kupikir-pikir armor yang aku buat untuk melindungi diriku sendiri sebenarnya malah semakin menjatuhanku!
“Ke-Kemarilah, Soto,” Kata Haku dengan senyum lembut sambil memberi isyarat padanya.
“B-Baiklah, Tante,” Jawab Soto, dan terjepit dalam pelukan antara Rokuko dan Haku. Astaga, aku yakin itu baunya enak. Bukannya aku akan meminta untuk bertukar tempat dengannya. Karena aku akan dibunuh.
“Ahaha, kau memiliki mata Rokuko. Sangat menggemaskan.”
“Aaaah, kau sangat cantik! Oof, oof, aku jatuh cinta! Aku ingin menjadi kaus kakimu!” Apa yang benar-benar dikatakan putriku?
“Kakak, rambut hitam pekatnya sama seperti milik Keima, bukan begitu?”
“Mm, itu mengurangi beberapa poin. Tapi kesalahannya bukan pada dia.”
“Apa?! Aku akan mewarnainya, kalau begitu! Merah, biru, putih, pirang, apapun! Papa, kau punya barang untuk itu, kan?!”
Hai! Kau mendapatkan rambut itu dariku, perlakukan dengan lebih baik! Teriakku dalam hati, tetapi protesku dibungkam oleh getaran dingin yang tiba-tiba mengalir di punggungku.
“Papa, hm…? Jadi begitu. Papa. Keima…?” Kata Haku, akhirnya mengarahkan senyum sedingin esnya ke arahku.
Baiklah. Aku melewatkan kesempatanku untuk menyembah-nyembah padanya sedetik yang lalu, tetapi sekarang adalah waktuku untuk menebusnya.
“Kau siap kehilangan, oh, empat atau lima tanganmu untuk ini, kan? Aku akan mendengarkan kata-kata terakhirmu sesudahnya.”
“Eh, kau tahu manusia hanya punya dua tangan, kan?”
“Mungkin kau kurang terbiasa dengan dunia ini daripada yang aku kira. Dunia ini memiliki alat penyiksaan yang sangat nyaman dengan nama sihir Restorasi, lho. Aku akan mengajarimu tentang kebajikannya secara langsung. Belajar melalui pengalaman membuat hal itu lebih sulit untuk dilupakan, bukan? Walaupun, apakah kau bertahan untuk memanfaatkan pengalaman itu adalah cerita lain sepenuhnya.”
Eek?! Kau bisa menggunakan sihir Restorasi seperti itu?!
“Oh, dan sekarang aku memikirkannya, kau bahkan memiliki {Ultra Transformation}. Skill luar biasa yang memungkinkan kau mati tiga kali dalam sehari. Sungguh nyaman, ya. untuk kasus jika saja tanganku tidak segaja membunuhmu. Meskipun aku memiliki pelayan yang sangat berpengalaman dan terampil sehingga mereka tidak akan pernah membuat kesalahan seperti membunuh manusia; itu hanya asuransi.”
“P-Pelayan itu kedengarannya bagus! Baiklah, jika kau memaafkanku, aku harus pergi…”
“Kau pikir dirimu bisa melarikan diri?"
Fungsi lari tidak berfungsi dalam pertarungan bos Raja Iblis?! Itu tidak masuk akal, Haku bahkan tidak termasuk dalam golongan Raja Iblis!
“Nee-san, ayolah. Sudah cukup menggoda Keimanya. Ayo bicara,” Kata Rokuko. Haku mendecakkan lidahnya.
“Keima… Kau akan menjelaskan artinya, kan?”
“Eh, kecelakaan tak terduga terjadi.”
“Jadi begitu. Kau gagal menggunakan perlindungan karena kecelakaan? Sekarang, kau telah melakukan dosa mencemari dan membuahi Rokuko meskipun Misha dan Dolce mengawasimu — tetapi seberapa besar dosa yang kau lakukan? Kau ingin dieksekusi berapa kali, hmm? ”
Gaaah! Niat membunuhnya semakin tebal! Haku memancarkan aura mengerikan yang mungkin bisa kurasakan bagaimana dia berencana untuk mengeksekusiku jika aku mendekatinya! A-aku minta maaf!
“Hmm? Tunggu, nee-san. Apa artinya 'membuahi'?” Tanya Rokuko, meletakkan tangan di mulutnya.
“Membesarkan anak di perut seseorang, bukan? Anak ini… Soto, berasal darimu, kan?” Tanya Haku, membelai rambut Rokuko. Elus elus. tepuk tepuk.
“Eek! Itu menggelitik, nee-san. Oh, ‘membuahi’ berarti menghamili seseorang.”
“Ya benar. Ngh, dan aku bahkan berusaha keras untuk menghindari menggambarkan ini. Yang berarti Keima mengajarimu…”
“Oh tidak. Aku mempelajarinya dari pasangan di kota, bukan Keima.”
“…Oh benarkah? Begitu ya, kurasa itu akan terjadi di sebuah kota… Ngh, dan dengan demikian pikirannya menjadi kotor… Mungkin aku harus menghapusnya dari peta? Tidak, sudah terlambat untuk itu, dan itu adalah sesuatu yang seharusnya aku ajarkan padanya. Aku akan mengampuni mereka,” Kata Haku, bergumam beberapa hal yang cukup kejam untuk dirinya sendiri.
“Malahan, Keima-lah yang hamil, Nee-san. Meskipun itu {Storage}, bukan perutnya.”
“…Hmmm??? Apakah Keima bukan ayahnya di sini?” Tanya Haku, memiringkan kepalanya.
Soto mengangkat tangannya. “Tante! Aku hanya memanggilnya papa karena manusia memanggil pria sebagai papas! Dia sebenarnya mamaku. Tapi itu rahasia!”
“Hm…? aku…” Haku mengerjap. “Rokuko. Bisakah kau memberi tahuku bagaimana tepatnya anak ini diberi kehidupan?”
“Ummm, apakah kau ingat Dungeon Core yang Keima dapatkan dari Father sebelumnya? Dia menyimpannya di {Storage}-nya sepanjang waktu, dan…”
“Tunggu, Core itu? Yang dia dapatkan setelah pertempuran dengan Core 564?”
“Benar, yang itu. Semuanya dimulai dengan…” Kata Rokuko, dan saat Haku mendengarkan penjelasannya, aura pembunuhnya mulai memudar.
“Aaah, begitu ya… Kurasa seorang anak yang lahir melalui cara manusia tidak akan menjadi besar secepat ini. Jadi kau menggunakan metode yang aku ajarkan padamu sebelumnya… begitu.”
“Aku lupa sampai itu terjadi… Aku baru ingat pelajaranmu setelah Soto lahir.”
“Jadi begitu. Singkatnya, itu benar-benar kecelakaan yang tak terduga seperti yang Keima katakan. Aku mengerti.” Hah. Sepertinya dia memanggilku papa adalah sebuah kesalahan.
Haku telah memahami aku sebagai ayah melalui teks Rokuko dan dengan demikian menyimpulkan bahwa kami telah membuat seorang anak melalui metode non-ilahi. Dia pikir kami telah melewatkan pernikahan dan melakukan perbuatan kotor itu.
“Kau tahu, nee-san. Sekarang aku memikirkannya… kau berbohong padaku tentang reproduksi seksual, bukan?”
“Ngggh?! Eh, tidak, Aku-aku, Kau salah paham. aku hanya, yah…”
“Itu sangat kejam. Aku percaya padamu… Tetapi membuat anak tentu saja memiliki tanggung jawab yang besar. Kau pasti sangat ingin menghindari aku memiliki anak sebelum aku siap sehingga kau bahkan berbohong demi diriku. Benarkan?”
“Y-Ya! Itu benar sekali, Rokuko!”
“Kalau begitu kau akan menerima Keima sebagai orang tua Soto, kan?” Kata Rokuko tersenyum cerah. Haku tersendat karena tersedak.
“Kau tidak tahu metode ilahi untuk membuat anak-anak, kan?” Tanya Haku, menatapku dengan tatapan tajam dengan pupilnya yang bersinar merah.
“T-Tidak sama sekali! Aku tidak tahu apa-apa!”
“Tidak ada reaksi dari pendeteksi kebohongan. Baiklah, aku akan memaafkanmu kali ini… untuk menghormati si kecil Soto yang lucu.”
“Yes ma’am! Terima kasih banyak!”
Dia memaafkanku! Aku bisa hidup dengan lima anggota badanku! Terima kasih, Soto. Aku akan memberitahu Ichika untuk memberimu kaus kakinya yang baru dilepas nanti! Aku bahkan akan menambahkan milik Kinue juga!
“Sayang sekali perangkat penyiksaan yang aku siapkan tidak akan digunakan…”
“H-Hahaha…”
Haku menjatuhkan banyak senjata tajam dan runcing dari {Storage} miliknya. Dia sampai repot-repot melakukannya untuk menunjukkan itu kepadaku, bahwa hal itu mungkin adalah caranya memperingatkan diriku bahwa tidak akan ada kesempatan berikutnya. Aku mendengarnya dengan keras dan jelas.
“Wow, ini terlihat enak. Tante Haku, bolehkah aku memakan ini?” Tanya Soto, meneteskan air liur saat melihat senjata itu.
“Emm. Itu bukan makanan, tapi... Kurasa, kau boleh memakannya jika kau mau? Apa?”
“Yaaay! Terima kasih!” Teriak Soto, lalu melemparkan semua alat penyiksaan Haku ke dalam {Storage} miliknya, atau lebih tepatnya, dungeon miliknya. Itu lebih mudah diterima Haku sebagai sesama Dungeon Core daripada dia tiba-tiba menggigit hal-hal itu.
“Aku tahu itu, hal itu memiliki magic enchantments! Aaah, enak sekali… aku dipenuhi dengan energi!”
“Astaga. Begitu, jadi {Storage} adalah dungeonmu. Dan dengan makan, maksudmu menyerapnya. Hm… Seperti apa bagian dalamnya?” Tanya Haku, mengintip ke dalam dungeon {Storage} yang gelap gulita dengan penuh minat.
“Apakah kau ingin masuk ke dalam? Eheheh, tidak apa-apa aku memberimu undangan khusus untuk berkunjung, Tante. Oh, tapi kau harus membayar dengan kaus kakimu... Celana ketatmu juga tidak masalah.”
“Um, celana ketatku?”
Tidaak! Soto! Jangan mengatakan hal-hal seperti itu, dia akan mengatakan itu salahku dan aku digantung! Dan aku bahkan belum membesarkanmu sama sekali! Aku orang tuamu, tapi siapa bilang aku membesarkanmu seperti ini dalam satu hari?!
“Ah, kau bermain-main? Jadi begitu. Sebentar ya.” Dalam kejutan yang mengejutkan, Haku menyelipkan jarinya di bawah celana ketat hitamnya, menyelipkannya tepat di depanku tanpa rasa malu, lalu menyerahkannya pada Soto! “Apakah itu cukup?”
“E-Eeeeeeeeeeeeep! Benarkah?! Ini adalah hal langka legendaris tingkat Dewi! Ini pasti masuk ke museum! Terima kasih, terima kasih banyak! Hal itu akan menjadi harta suci keluargaku selamanya!” Kata Soto, menundukkan kepalanya dengan hormat sambil mengangkat celana ketatnya dengan hormat. Dia baru saja diberitahu untuk tidak menundukan kepalanya begitu saja, tetapi Haku begitu kewalahan oleh antusiasmenya sampai-sampai dia bahkan tidak mengomentarinya.
“A-aku tidak yakin apa yang kau maksud di sini, tapi... bolehkah aku masuk ke dalam?”
“Ya! Ya, tentu saja, masuklah! Meskipun itu adalah dungeon kecil tanpa apa-apa di dalamnya!”
“Kalau begitu, aku akan masuk ke dalam.”
“Perhatikan langkahmu! Itu Gelap!”
Begitu Haku melompat ke {Storage} dan menghilang dari pandangan, Soto mengunyah celana ketat itu dan menelannya begitu saja. Dia tidak perlu menahan diri dalam hal makanan berkat {Teensy Reproduction} miliknya. Atau lebih tepatnya, semakin cepat dia memakannya, semakin cepat dia bisa membuat salinan yang tak terbatas.
Tetap saja... Aku benci mengatakan ini, tapi melihat putriku sendiri memakan celana ketat dengan pipi menonjol agak, uh, tidak nyaman.
“Mmm! Fwaah, s-sangat ENAAAK! Rasanya terlalu enak, l-lututku lemas! Aku jatuh! Aku tidak tahan berdiri! Mama, pegangi aku!”
“Mm? Menyedihkan. Kau benar-benar putri Keima.”
Hei, kenapa kau menyalahkanku untuk ini? Dia putrimu juga, Rokuko.
“Oh, ngomong-ngomong, Tante Haku bergerak di dungeonku tanpa masalah. Aneh, waktu harus dihentikan di sana.”
“Oh, benar, ternyata Dungeon Cores… atau lebih tepatnya demigod… tidak terpengaruh waktu yang berhenti di dalam {Storage}. Itu juga tidak berhenti untuk Rokuko.”
“Ah, bagus. Kakak Niku berakhir membeku di dalamnya, jadi aku pun penasaran. ” Hei, apa yang kalian berdua lakukan saat aku sibuk membuat armor?
Kami mengobrol sebentar, dan tidak lama kemudian Haku kembali dari {Storage}.
“Strukturnya mengingatkanku pada salah satu metode Rokuko di masa lalu, tapi ada ruangan dan segalanya. Itu jauh lebih besar dari {Storage} normal.”
“Benarkah?” Tanyaku.
“Apakah kau tidak tahu? Astaga, lakukan penelitianmu. Nyawa Soto bergantung pada dungeonnya.”
“Maksudku, manusia akhirnya membeku di sana, jadi. Bahkan tidak bisa menggunakan pencahayaan.”
“Sebuah poin yang adil, kurasa,” Kata Haku sambil menghela nafas.
Wow. Kupikir Haku akan menyuruhku untuk menyelidiki dengan mempertaruhkan nyawaku. Mungkin dia begitu lengah dari semua ini sehingga dia tidak ingin bermusuhan. Meski bagaimanapun, aku tidak akan bisa melakukan apa pun setelah waktuku berhenti. Aku bisa memberikan petunjuk arah ke Rokuko dan Soto.
“Oh, itu mengingatkanku. Aku punya pekerjaan yang ingin kuminta untuk kau tangani, Keima. Meskipun kau bisa menolak jika kau mau, tentu saja,” Kata Haku sambil tersenyum. Ah. Ini bukan yang bisa aku tolak.
“Ya? Tanyakan saja padaku apapun itu.”
“Sepertinya pangeran pertama Daide mengunjungi Goren tempo hari. Sebenarnya, beberapa masalah merepotkan sedang terjadi di Daide.” Masalah yang merepotkan, ya?
“Pertama-tama, apakah kau ingat putri kekaisaran kita, Emmymephy? Pangeran kedua dari Daide telah melamarnya.”
“Eh, selamat?”
“Berpikirlah sebelum berbicara. Seorang pangeran Daide semata tidak akan pernah diizinkan untuk menikahi siapa pun dari keluarga kekaisaran.”
“Begitu ya.”
Kerajaan Daide adalah negara terpencil dibandingkan dengan kekaisaran, dan seorang pangeran kurang lebih setara dengan archduke berpangkat rendah. Jika mereka bersikeras pada pernikahan, mereka setidaknya bisa menjelajahi jalanan Daide yang diserap ke dalam kekaisaran sebagai kadipaten, tetapi lebih baik tidak melakukan itu karena Daide berbatasan dengan begitu banyak negara lain dan ada banyak keadaan kompleks. Bahkan jika mereka berdua ingin menikah, kemungkinan itu terjadi pada dasarnya nol, dan di atas itu, Emmymephy sebenarnya tidak tertarik.
“Tidak bisakah kau langsung menolaknya…? Kukira ada beberapa alasan mengapa kau tidak melakukannya. ”
“Sangat cerdik. Kami menyelidiki mengapa dia membuat proposal yang tidak masuk akal sejak awal, tahu.”
Secara alami, ada keadaan di balik permintaannya. Keadaan itu adalah masalah utama di sini.
Haku pun berhenti sebentar, lalu melanjutkan dengan ekspresi serius. “Beddhisme sudah mulai menyebar di Daide… dan sepertinya ada seorang wanita berambut hitam, bermata merah di sana yang mengaku sebagai biarawati Beddhist.”
“Yah, apa yang kau ingin aku lakukan?” Tanyaku. Itu pasti Leona, dan Leona bukanlah seseorang yang bisa kutangani sendiri.
“Selidiki saja situasinya. Jika memungkinkan, aku ingin kau menyeret Leona ke hadapanku, tetapi aku tidak akan meminta hal yang mustahil. Untuk saat ini, pelajari saja apa yang kau bisa.”
Oh tidak, dia ingin aku menyelidiki Chaos? Ini benar-benar bukan sesuatu yang ingin aku lakukan.
“Juga, sepertinya ada masalah lain yang muncul di sana. Tidak diragukan lagi hal itu terkait. ”
“Masalah apa?”
Haku membuka mulutnya seolah ingin berbicara, lalu berhenti dan menggelengkan kepalanya.
“Tidak… Aku yakin kau harus melihatnya sendiri dan melaporkan apa yang kau temukan. Aku mengirim Wataru mendahuluimu, dan sepertinya penanganan ini di luar jangkauannya.”
Masalah mengerikan apa yang harus dihadapi Wataru hingga tidak mampu menanganinya?
“Aku mengirim Emmymephy ke sana dengan kedok sebagai siswa pertukaran pelajar dengan Wataru sebagai pengawalnya… tapi Wataru tidak bisa memahami masalahnya.”
“Dia tidak bisa... memahaminya?"
“Ya. Kemungkinan karena {Ultra Good Fortune} miliknya, masalah jadi menghindari ia sepenuhnya. Dia secara tidak sadar menemukan dirinya berjalan di jalan yang berbeda seolah-olah menghindari sesuatu.”
Singkatnya, Wataru tidak bisa menghadapi masalah yang sedang terjadi karena di luar kemampuannya untuk menanganinya. Dia memiliki sistem penjaga paling kuat sepanjang masa, yang menghentikannya dari menghadapi bahaya sama sekali. Sungguh, {Ultra Good Fortune} adalah sarana pertahanan diri yang menakutkan.
“Emmymephy juga tidak menemui masalah besar karena Wataru melindunginya, tapi… pasukan pengintai yang kukirim semuanya telah lenyap. Pesan terakhir mereka adalah bahwa mereka akan menyelidiki lokasi yang selama ini dihindari Wataru. Tidak diragukan lagi mereka terhapus,” Kata Haku sambil tersenyum.
Ya, ini terdengar berbahaya. Apakah dia mengirim diriku ke sana sebagai cara tidak langsung untuk menyuruhku mati? Mungkin. Ya… Sepertinya dia menyuruh Emmymephy untuk tetap bersama Wataru setiap saat agar dia tidak terbunuh. Aku ingin tetap dengan Wataru juga.
“Kukira kau akan belajar lebih banyak dengan mengunjungi Daide sendiri, jadi aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Lakukan penyelidikan terbaikmu. Dan sering-seringlah mengirim laporan melalui teks.”
“Eh, dimengerti.”
Jadi, aku menerima pekerjaan dari Haku.
Tapi kenapa, apa imbalanku…? Oh, er, benar, tidak apa-apa.
***
Jadi, aku dengan selamat tiba kembali di kediaman Walikota Goren. Aku tidur dan bangun untuk memastikan itu bukan sekadar mimpi, dan memang jantungku masih berfungsi dengan baik.
“Aku hidup! Aku selamat!”
“Kau berhasil, papa! Yaaaay!”
“Yep. Terima kasih, Soto. Dan terima kasih juga untukmu, Rokuko. Terpujilah semua kehidupan!”
Rokuko mengangkat bahu dengan ekspresi putus asa saat Soto dan aku saling tos.
“Kau selalu melebih-lebihkan, Keima. Haku hanya menggodamu.”
“Tidak mungkin.”
Jika aku telah 'menodai' Rokuko sebagai manusia, Aku akan berada sepuluh kaki di bawah tanah sekarang. Dalam arti dikubur hidup-hidup.
“Ngomong-ngomong, Soto. Haku tidak mengatakan apa-apa tentang waktu dihentikan untuk hal-hal lain ketika dia berada di dungeonmu, kan? Bisakah kau mengontrol waktu di dalam dungeon sesukamu?”
“Ya, Tentu aku bisa! Meskipun aku tidak bisa membuatnya lebih cepat dari waktu nyata.” Oho.
“Jadi itu artinya aku bisa masuk dan menyelidiki secara normal, kan? Kenapa kau tidak mengatakan itu pada Haku?”
“Apa? Maksudku, papa… Bukankah kau menyembunyikan semua yang kau bisa dari Tante Haku? Kupikir aku harus menyembunyikan sesuatu juga! Aku juga tidak memberitahunya tentang {Teensy Reproduction}!”
Oh, hah, dia mengenalku dengan baik. Mungkin hal itu diturunkan padanya. Dia mungkin tidak memberitahuku tentang itu sebelumnya jadi aku tidak mengatakan apa pun yang seharusnya tidak kulakukan ketika saatnya tiba.
“Yah, terserahlah. Aku ingin menjelajahi Dungeonmu, kalau begitu. Bagaimana dengan itu? Ini juga {Storage}ku, jadi aku ingin melihat bagaimana ketahanannya.”
“Okaay. Oh, aku akan mempersiapkannya dulu dan membuat ruangan hanya untuk menyimpan barang-barangmu, papa! Beri aku beberapa DP!”
Seperti yang diharapkan. Haku bilang itu lebih besar dari {Storage} biasa, jadi masuk akal kalau itu bisa dikembangkan seperti dungeon biasa juga. Ini agak gila.
“Jangan bilang kau juga bisa menghubungkannya ke {Storage} orang lain.”
“Apa? Haruskah aku tidak?”
“Eh.”
Aku mengatakan itu sebagai lelucon, tetapi ternyata dia benar-benar bisa. Soto pun berseri-seri. Eh, tunggu, itu sungguh berlebihan. Itu berbahaya dalam banyak hal.
“Ahaha, aku hanya bercanda. Aku hanya bisa menghubungkannya dengan milik mama, karena dia terhubung dengan jiwamu, dengan monster dungeon, dan dengan Niku karena dia adalah Masterku!”
“Masuk akal, tidak akan mudah untuk terhubung ke {Storage} orang lain… Tunggu, wah, itu masih gila.”
Ehhh, yah… Setidaknya dia tidak bisa begitu saja mencuri dari {Storage} pedagang acak yang lewat. Tunggu—.
“Apakah kau baru saja mengatakan Niku adalah Mastermu?”
“Uh-huh, aku menjadikannya Master Dungeonku kemarin! Kupikir semakin cepat menyelesaikannya, semakin baik!”
“Serius nih…?”
Aku mendekap kepalaku. Entah bagaimana, Niku telah menjadi Master Dungeon dalam semalam. Tidak ada yang salah dengan itu, tepatnya... Yah, itu buruk bahwa kami tidak akan mendapatkan DP darinya lagi, tetapi dengan seluruh kota menyalurkan DP ke dalam kantong kami, itu bukan masalah besar. Yah… Lebih baik begini daripada orang aneh yang menjadi Masternya, kurasa. Dalam arti bahwa aku tidak memberikan putriku kepada sembarang orang.
“Jadi, bagaimana dengan pekerjaan yang Haku berikan kepada kita?” Tanya Rokuko.
“Yah… Apa yang bisa kita lakukan selain menjalaninya? Ada jalan dari ibukota kekaisaran menuju ke Daide, jadi.”
“Hanya bepergian akan memakan waktu beberapa hari, kalau begitu?”
Ya… Bepergian selalu memakan waktu, terutama ketika pergi ke suatu tempat untuk pertama kalinya.
“Apakah kau akan pergi sendiri?"
“Tidak, aku ingin pengawal. Aku ingin membawa Niku, tapi.”
Rokuko mengangguk pada dirinya sendiri dan menggosok dagunya, seolah-olah dia tiba-tiba punya ide.
“Kau tahu, Keima. Tidakkah menurutmu akan menyedihkan jika hanya seorang ayah yang melakukan perjalanan bisnis tepat setelah anak pertamanya lahir?”
“Apa?”
“Jika begitu! Jadi, Soto dan aku ikut denganmu! Ini liburan keluarga!”
“Eh.” Liburan keluarga…?!
“Liburan! Yay! Kita bisa pergi berlibur!” Seru Soto.
“Soto dapat menghubungkan {Storages}, jadi jika kau ingin merahasiakannya, dia harus mengikutimu dari awal. Dan jika kita menggunakan Divine Bedding, kau bisa menggunakan {Teleportation} sebanyak yang kau mau, bukan?”
“Tunggu, tunggu, kau benar-benar berencana untuk ikut?”
“Tentu saja. Jangan bilang kau berencana untuk membawa Divine Bedding begitu saja,” Kata Rokuko, sudah melemparkan barang bawaannya ke {Storage} miliknya. Itu tadi beberapa persiapan yang serampangan untuk liburan.
Tunggu, apa yang tidak kami miliki, kami bisa meminta Soto untuk membawanya? Bisa membeli apapun dengan DP sudah cukup menjadi skill cheat, tapi sekarang dengan Soto kami bisa mengirim item ke dan dari markas kami sesuka hati… Ini seperti item yang terkadang muncul di RPG, yang memungkinkan dirimu mendapatkan barang dari storagemu dari mana saja.
Jadi, sebelum aku menyadarinya, aku sedang menuju ke Daide dari ibukota kekaisaran bersama Soto dan Rokuko dalam liburan keluarga, dengan Niku dan Ichika dibawa sebagai pengawal. Bagaimana ini bisa terjadi padaku?
***
Jadi ya, aku menggunakan {Teleportation} di jalan sambil memulihkan manaku di bantal pangkuan Rokuko.
“Kau tahu Rokuko, aku hanya ingin jujur, bukankah aku agak tidak pada tempatnya di sini dalam perjalanan keluarga?” Tanya Ichika.
“Tidak apa-apa, kau cocok untuk diajak berkeliaran.”
Menambahkan lebih banyak orang bahkan tidak memperlambat kami, karena kami bisa memasukkan mereka ke dalam Dungeon {Storage} milik Soto dan menghemat mana dengan menghentikan waktunya. Itu bagus, karena kami dalam perjalanan ini sebagai bangsawan, dan kami pasti membutuhkan seorang pelayan yang berpengalaman dalam hal-hal semacam itu.
“Tetap saja, Master. Aku cukup yakin mendengar Neruneh berbicara tentang bagaimana kau menolak Bantal pangkuan Rokuko. Apa yang terjadi? Wajahmu menempel di pahanya, bung.”
“Oh, maksudmu yang sebelumnya selama perjalanan Demon Realm. Tanganku agak terikat di sana. Haku punya mata-mata bersama kami.”
Aku telah berpikir bahwa Haku akan memiliki pengawal yang mengikuti kami dalam perjalanan ini, tetapi baik atau buruk, dia tidak memiliki bawahan yang bebas yang akan cocok mengingat keadaan khusus Rokuko dan Soto. Jadi, meskipun Wataru menunggu kami di Daide, Hanya ada kami saja sampai saat itu.
“Astaga, rasanya seperti sudah lama sekali sejak kita benar-benar pergi ke suatu tempat bersamamu, ya, Ichika?”
“Sungguh. Pikirkan terakhir kali adalah ketika kita semua mencapai B-Rank?”
“Dan saat itu, kita memiliki geng Wataru, Mephy, dan Gozou,” Kata Rokuko. Aku memikirkan kembali betapa berbahayanya itu, dengan Rokuko diculik dan sebagainya.
“Ngomong-ngomong. Apa kau pernah ke Daide, Ichika?” Tanyaku.
“Duh. Meskipun maksudku, itu sudah lama sekali, karena sebelum aku diperbudak dan semacamnya, jadi aku tidak tahu seberapa bagus panduan yang akan aku berikan. Mudah-mudahan toko itu masih ada.”
“Apa, restoran yang kau suka?”
“Ya. Daide punya makanan yang enak. Nantikan saja, sobatku.” Kata Ichika terkekeh. Yeah, jika Ichika mengatakan itu enak, itu pasti akan sangat enak.
“Yah, kau masih akan melakukan lebih baik daripada kami semua. Tidak ada orang lain yang pernah ke sana.”
“Negara itu memiliki budaya makanan yang sangat unik karena dikelilingi oleh kekaisaran, Demon Realm, dan Kerajaan Suci.”
“Apakah kau tahu sesuatu selain budaya makanan?”
“Aturan perjudiannya juga rumit, karena semuanya berantakan. Kau harus memeriksa ulang aturan sebelum melempar dadu, aku beri tahu ya. Baiklah? Berjanjilah padaku!” Oke, yeah, begitu ya. Ini Ichika yang sedang kami bicarakan. Makanan dan perjudian. Aku tahu itu.
Aku melirik Niku dan Soto sambil berbaring di atas seprai piknik. Mereka bermain dengan berbagai hal untuk menghabiskan waktu.
“Coba lihat ini, Niku. Nom nom nom… Fwah!”
“Itu besi, bukan…?”
Rupanya ide Soto untuk bersenang-senang adalah memasukkan besi ke dalam mulutnya sampai menggembungkan pipinya seperti tupai. Soto menampar pipinya, dan bola besi yang mengeras keluar. Apakah itu berarti besi melunak ketika ada di mulutnya?
“Wah, Soto benar-benar putrimu dan Rokuko. Dia sama sepertimu,” Kata Ichika.
“Hmm? Kupikir dia lebih mirip Rokuko.”
“Tidak, aku sedang berbicara tentang bagaimana dia membuat besi itu lunak. Kau melakukan hal yang sama dengan {Create Golem}mu, bukan?”
Sekarang setelah dia menyebutkannya, Aku juga bisa membuat besi menjadi lunak seperti itu. Yang berarti aku juga bisa mengunyah besi…? Oh, tunggu, aku tidak akan bisa mencernanya. Aku bisa bermain-main dengannya seperti karet, sih.
Kami terus menonton, dan Soto melemparkan bola besi ke mulutnya seperti marshmallow dan mengunyahnya.
“Dia pasti menyerap atau menarik besi itu dengan fungsi dungeonnya, kan?”
“Bung, aku tidak tahu mengapa menurutmu aku akan tahu.”
Dia memang dungeon, Pikirku dengan hati yang hangat. Er... Meskipun aku mungkin harus mengajarinya {Create Golem} dan hal-hal dengan scroll. Mungkin dia bisa membuat Golem di mulutnya dan melakukan hal gila dengan itu.
“Master. Sebuah serangan musuh. Bagaimana tanggapan kita?” Tanya Niku.
“Hm?” Aku duduk dan melihat dia memegang panah di tangannya.
Bandit, tidak mengejutkan siapa pun. Meskipun Niku dengan santai meraih panah dari udara saja sudah mengejutkan. Sungguh pengawal yang baik; dia bertindak seperti sedang bermain-main sambil tetap waspada terhadap ancaman.
“Aku akan mengatakan bunuh mereka semua, tetapi kupikir kita sebaiknya menggunakan kesempatan itu untuk menangkap sebanyak mungkin dari mereka hidup-hidup. Kau dapat memotong anggota badan mereka jika kau mau, karena kami tetap dapat memulihkannya. ”
“Dimengerti,” Kata Niku sebelum melompat untuk menyerang para bandit. Dia mengalahkan mereka semua dalam waktu singkat.
Kami mengambil kesempatan untuk mencoba mengurung bandit ke dalam Dungeon {Storage} milik Soto dan bereksperimen untuk melihat apakah kami bisa mendapatkan DP dari mereka. Kami melemparkan mereka ke sel penjara Dungeon saat mereka tidak sadar, dan setelah beberapa eksperimen mengungkapkan bahwa sementara mereka tidak menghasilkan DP ketika waktu dihentikan, mereka menghasilkan sekitar 500 DP sehari di bawah waktu normal. Tampaknya berlalunya waktu diperlukan untuk mendapatkan DP.
Adapun apa yang terjadi selanjutnya untuk para bandit, Rokuko sangat senang dengan prospek putri kami memiliki sumber DP sendiri, jadi kami memutuskan untuk membiarkan mereka di sana. Aku merasa sedikit tidak nyaman dengan bandit yang berada di tempat yang semula merupakan {Storage}ku, tapi yah, begitulah.
“Hukum kekaisaran mengizinkan bangsawan untuk melakukan apa yang mereka inginkan dengan bandit mana pun yang mereka tangkap setelah diserang,” Kata Rokuko. “Hidup mereka benar-benar ada di tangan kita, secara legal dan praktis. Ehehehe.”
Itu menimbulkan pertanyaan di mana dia belajar hukum, tetapi tampaknya Dolce telah memberitahunya mengingat saat di Goren. Rokuko semakin bisa diandalkan!
Tapi yah, bagaimanapun, perjalanan kami berjalan dengan damai(?) seperti itu, dan setelah beberapa hari kami tiba di Daide.
TL: Gori-Chan EDITOR: Drago Isekai | ||
<<-PREV | TOC | NEXT->> |