Lazy Dungeon Master Light Novel Bahasa Indonesia Vol 15 : Epilog
Lazy Dungeon Master Light Novel Bahasa Indonesia Volume 15 : Epilog |
||
---|---|---|
Font Size :
|
|
|
Aula ritual itu sudah hancur. Leona menerima kekalahannya. Itu adalah kemenangan kami.
“Baiklah, saatnya mencari tahu apa yang harus dilakukan denganmu. Selain menjualmu ke Haku, itu adalah kesepakatan yang sudah ditetapkan.”
“Oh, kau benar-benar akan menjualku padanya? Yah, tidak apa-apa bagiku, karena Haku imut.”
Haku sebenarnya hanya berkata, “Bawa dia padaku jika kau bisa,” yah semacam itulah. Serta, apakah hanya aku, atau apakah Leona terlalu santai saat kalah?
“Sepertinya kau menerima ini dengan baik.”
“Maksudku, pada akhirnya aku akan kalah, itulah intinya. Aku tidak mengira aku akan kalah pada perulangan pertama,” Katanya sambil mengangkat bahu. Rupanya Perulangan di Daide benar-benar hanya caranya untuk menghabiskan waktu dan tidak lebih untuk Leona. Atau mungkin dia telah menyelesaikan tujuannya yang lain, dan tidak terlalu peduli jika perulangan itu tidak mengakhiri apa pun.
Memikirkan hal itu membuat gelombang kemarahan membengkak dalam diriku. Nyawa kami dipertaruhkan di sini, dan dia hampir tidak peduli?
Jadi, aku memutuskan untuk menggunakan hak yang aku dapatkan sebagai pemenang.
“…Baiklah. Kupikir aku akan melakukan satu pukulan gratis itu sekarang. ”
“Kau benar-benar akan melakukannya? Yah, oke, kurasa. Itu adalah sebuah janji.” Penghalang di antara kami menghilang. “Aku juga akan menyingkirkan penghalang itu, hanya untukmu. Baiklah, silakan.” Leona menatapku, tersenyum, bahkan tidak berusaha untuk berpose defensif.
“Kau benar-benar tampak santai untuk seseorang yang akan dipukul.”
“Tidaaak, tidaaak. Itu hanya imajinasimu. Aku jelas tidak meragukan bahwa stat pertahananku sangat tinggi terlepas dari penghalang dan bahkan pukulan terkerasmu akan seperti gelitikkan kecil, tidaak, tidak sama sekali. Bahkan, aku lebih khawatir tentang apakah tulang tinjumu akan hancur,” Kata Leona, senyumnya berubah menjadi seringai jahat. Ya ampun. Baiklah, aku akan mengerahkan semuanya.
Aku mengeluarkan sesuatu dari saku dadaku.
“Hei, Leona. Apakah kau mengenali apa ini?”
“Itu… Um, celana dalamku? A-Apa? Sejak kapan kau… Mm?” Leona menundukan dirinya sendiri untuk memeriksa, dan merasa bahwa dia memakai pakaian dalam. Tapi aku tidak melewatkan satu momen di mana dia lengah, dan meninjunya sekeras yang aku bisa. Tinjuku mengenai wajahnya dengan kekuatan yang bisa menghancurkan tulang. Aku sengaja maju dan menembakkan {Elemental Burst} dari tinjuku pada saat yang sama.
“GHGUGH?!”
…Itu adalah pukulan yang kuat. Aku merasakan retakan yang menyakitkan di wajahnya, dan tanganku sendiri sangat sakit. Pertahanannya sungguh bukan main. Tapi kekuatan seranganku juga tidak boleh diremehkan. Dia berguling-guling di tanah kesakitan. Bagus. Itu benar-benar sukses.
Leona berdiri, berkedip kesakitan dan memegangi hidungnya.
“…Ngggh! Aaah, aku tidak percaya kau akan meninju seorang gadis di wajah dengan pakaian dalam wanita melilit tanganmu. Itu sangat tidak laki, Keima… Nnn, ngh, itu sangat menyakitkan…”
“Tapi kesetaraan pria dan wanita sangat mirip dengan orang Jepang, bukan? Ohoho.”
Aku tahu pasti sekarang bahwa Leona adalah dewa, karena kami telah berhasil mencuri sebagian dari Otoritasnya. Aku juga tahu pasti bahwa dia tidak akan pernah mati karena pukulan atau mantra normal. Pukulanku dibuat dengan keyakinan dia akan bertahan.
Tangan Leona bersinar dengan cahaya lembut, dan memar di wajahnya menghilang tanpa bekas.
“Whew. Itu mengirimkan percikan di mataku. Sudah berapa ratus tahun sejak aku menerima kerusakan sebanyak ini... Aku cukup yakin kau mematahkan hidungku yang sempurna. Apakah itu berdarah?”
“Itu tidak apa-apa kok. Mau kupukul lagi?”
“Lain kali aku akan memasang penghalang, karena itu sangat menyakitkan,” Kata Leona, dengan nada kesal yang sebenarnya. Hehe. Untung aku meluangkan waktu untuk berlatih pukulan udara.
“…Ngomong-ngomong, apakah pakaian dalam itu replika? Itu dibuat dengan cukup baik.”
“Kurang lebih. Aku punya ide untuk menggunakan ini untuk membuat celah dan mengacaukan sihirmu, tapi, yah… aku tidak punya waktu untuk melakukannya.”
Dan waktunya pasti sudah habis, karena celana dalam yang kudapat dari Soto {Teensy Reproduction} lenyap. Oh? Kapan Soto makan celana dalam ini, Tanyamu? Sebenarnya, itu adalah Divine Underwear yang kudapat dari {Ultra Transformation}ku. Soto menelanku selagi menjadi celana dalam, lalu begitu aku berada di perutnya, Niku menarikku ke dungeon menggunakan fungsi dungeon. Dan itu berhasil.
Aku menduga {Teensy Reproduction} miliknya tidak perlu melarutkan makanan karena dia langsung mereproduksi kaus kaki Niku, tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa kami akan dapat menyalin Pakaian Dalam Ilahi yang aku buat dengan {Ultra Transformation}. Kekuatan pakaian dalam tidak dibuat ulang dengan {Ultra Transformation}, tapi…
“Karena kau bisa membuat replika yang begitu detail, kau pasti menatap cukup tajam ke pakaian dalamku, ya?”
“…Aku bisa melakukan ini hanya dengan melihatnya sekilas.”
“Jadi, kau sangat menyukainya sehingga hal itu tertanam didalam ingatanmu hanya dengan pandangan sekilas! Kalau begitu, sebagai hadiah khusus, aku akan memberimu pakaian dalamku yang baru saja dilepas. Tidak apa-apa, Kau bisa menangis dengan gembira, aku tidak akan menghakimi.”
“Maksudku, aku senang, tapi tidak seperti yang kau maksudkan, jadi aku merasa agak berkonflik tentang ini.”
Mengambil pakaian dalam Leona yang sudah digunakan agak tidak nyaman, tapi itu masih Pakaian Dalam Ilahi. Lebih baik memilikinya daripada tidak. Ya. Eh… Hal itu masih hangat.
“Baiklah kalau begitu, aku akan menghormati kesepakatan kecil kita dan pergi menemui Haku. Sampai jumpa. {Call Pet}.”
Sebuah lingkaran sihir muncul, dari mana Slime hitam berbentuk serigala meluncur keluar. Itu Rin, yang kusimpan di {Storage}ku.
“Erk?! Di mana, Tuan, cucu perempuan?”
“Rin, lupakan itu. Buat pelana, jadi aku bisa menunggangimu seperti dulu.”
“Oh! Tuan! Ya! Baiklah! Ya!”
Punggung Rin berubah, membentuk bentuk kursi. Itu bahkan memiliki kendali di atasnya. Aku tak mengira Slime saja bisa begitu cekatan.
Tunggu, tunggu sebentar.
“Tunggu dulu, bagaimana dengan Tindalos?! Bagaimana dengan para reinkarnasi?!”
“Aku tidak terlalu peduli dengan mereka lagi. Lakukan apa yang kau inginkan. Tanyakan detailnya pada Toi.”
“Itu tugasmu! Bersihkan kekacauanmu sebelum pergi!”
“Jika kau bersikeras, aku akan menghapus seluruh negara untuk mengikat setiap kemungkinan yang longgar."
“Sudahlah, aku akan bertanya pada Toi saja!”
Sungguh psiko yang berbahaya. Dia harus disebut Dewa Kehancuran, bukan Kekacauan.
“Kau sangat baik, Keima. Mereka hanya manusia, tahu.”
“Aku juga masih manusia. Serta, tuliskan catatan atau sesuatu agar Toi mendengarkanku. Uh, pena, kertas…”
“Nih, nih. {Ultra Alchemy}, {Ultra Alchemy}. Untuk Toi. Dengarkan perintah Keima. Oke, selesai. Ini terimalah.”
Saat aku melihat sekeliling, dia mengubah beberapa puing-puing di tanah menjadi batu merah, yang kemudian berubah menjadi gulungan tempat dia menulis surat itu. Dia mengikatnya dengan seutas tali, lalu melemparkannya ke arahku.
“Oke, aku pergi ke Haku. Hi ho, Silver!”
“Silver…? aku Rin.”
Dan dengan itu, mereka berdua berlari ke kekaisaran.
…Oh, bisakah aku menggunakan sistem email lagi? Aku mungkin harus mengirim laporan ke Haku. Tidak masalah jika Leona melihat kita memberikan laporan bahwa dia sedang dalam perjalanan. Aku tidak bisa berbuat banyak jika Leona memblokirnya lagi.
***
Jadi kami dibebaskan dari perulangan Leona. Kedamaian kembali ke Daide… mungkin. Aku tidak yakin. Bagaimana pun, aku kembali ke penginapan.
“Kerja bagus, Keima,” Kata Rokuko saat dia dan yang lainnya meninggalkan dungeon {Storage} Soto.
“Wah. Itu melelahkan. Aku tidak percaya Selimut Ilahi bahkan tidak cukup untuk memblokir serangannya sepenuhnya.”
“Untungnya kita mencoba agar Niku melakukan serangan mendadak.”
Strategi kami kali ini sederhana: lakukan segala sesuatu yang tampaknya berhasil. Meskipun tentu saja, kami tidak punya waktu untuk mengeksekusi setiap strategi yang kami buat. Ini adalah satu-satunya serangan mendadak di aula ritual Leona yang pernah kami lakukan, bahkan setelah beberapa perulangan.
“Kerja bagus, kawan. Tapi kawan, itu adalah salah satu strategi eksentrik. Wataru, sepertinya, sangat berguna kali ini.”
“Ya, dia memang MVPnya di sini… Kupikir aku akan menghadiahinya kaus kaki Neruneh begitu kita kembali.”
“Tidak mungkin, dia bukan kau atau Soto. Setidaknya beri dia celana dalamnya, Master.”
Tanpa ada waktu untuk menguji semua opsi, aku memutuskan untuk menggunakan keberuntungan untuk menentukan strategi mana yang akan digunakan. Memang… kami menggunakan {Ultra Good Fortune} lagi. Kami menulis setiap strategi pada lembaran kertas yang berbeda yang kami masukkan ke dalam tabung, kemudian Wataru memilih satu, tanpa mengetahui apa itu. Karena dia tidak tahu apa itu, kami bahkan bisa menggunakan strategi yang melibatkan rahasia dungeon.
Luar biasa, katanya pada akhirnya, “Oke, lalu yang ini, yang ini, yang ini, (dll.)," memilih beberapa sekaligus. Berkat itu, dia dan semua orang akhirnya menjadi sangat sibuk.
“Aku bekerja sangat keras. Hehehe,” Kata Niku.
“Kau memang berkerja keras. Tapi apakah kau baik-baik saja setelah mati di Kobolds berkali-kali?”
“Aku baik-baik saja. Ehehehe.”
Ketika kami memeriksa strategi yang dipilih Wataru, ada banyak rencana yang kami gabungkan menjadi satu: “Serang Leona di gereja sebelum ritual,” “Niku menyamar sebagai Toi dan meluncurkan serangan mendadak,” “Menyerangnya sambil memakai Selimut Ilahi,” “Serang Leona di aula ritual,” “Serang dari depan,” “Serang sambil merasuki monster.” Niku-lah yang jadi paling sibuk menangani segala pertempurannya, tetapi dia telah berusaha keras untuk kami. Aku akan memberinya hamburger ekstra mewah sebagai hadiah.
“Kita berhasil, papa! Tunjukkan padaku celana dalam yang sebenarnya dipakai oleh dewa!”
“…Jangan memakannya, oke? Sepertinya hal itu sudah melampaui titik dimana skill Pahlawan bisa membuatnya kembali.”
“Okaaay.”
{Ultra Good Fortune} Wataru juga memilih strategi yang tidak ditulis siapa pun, seperti “Soto”, “Mencuri”, “Waktu”, “Dewa”, “Kekuatan”. Rupanya sekelompok catatan ditulis terpisah bercampur menjadi satu dan secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam satu tabung… Itu benar-benar mendorong keberuntungan, jika kau bertanya kepadaku. {Ultra Good Fortune} tidak diragukan lagi bekerja di sana, kemungkinan karena itu sangat penting untuk kemenangan. Menjelaskan mengapa bagian peramalan kekaisaran begitu menakutkan.
Aku merumuskan rencana yang lebih rinci dari konsep itu, dan meminta Wataru dan Soto menyebarkan kebenaran tentang “Dewa Ruang dan Waktu, Sototemporarily.” Bukti keilahiannya yang dia tunjukkan menggunakan dungeon {Storage}-nya adalah, yah... Kami telah memberi tahu Wataru bahwa itu semua adalah penipuan, tapi sepertinya dia tidak sepenuhnya mempercayainya. Mungkin ide yang baik untuk mengatakan dia mewarisinya dari kami dan kami memiliki kekuatan khusus kami sendiri, atau sesuatu.
Bagaimana pun, untuk menghadapi lawan yang bagaikan titan seperti Dewa Kekacauan, kami sudah pasti membutuhkan keberuntungan Wataru yang tidak manusiawi dan kekuatan dungeon. Itu saja sudah ditetapkan sebagai fakta.
“Sungguh, agak terlambat untuk menyebutkan ini, tapi {Ultra Good Fortune} mungkin telah menghancurkan Daide seutuhnya jika perlu, bukan?” Tanya Rokuko.
“Jika demikian, kita tidak punya pilihan selain melalui perulangan. Tapi kita menang, jadi kita tidak perlu khawatir tentang itu.”
“Keima, kau hampir tidak bisa mengkritik Leona, ya? Bukankah kau agak kasar dengan orang asing? ”
Bahkan Rokuko mengatakan itu sekarang. Tapi, yah, dia telah melihat jawabanku pada Leona saat menonton dari Ruang Master Dungeon {Storage}.
Tok, tok, tok Terdengar ketukan di pintu.
“Keima, kau kembali berarti semuanya sudah berakhir, kan? Aku ingin tahu apa yang terjadi!”
“Aku katakan, aku juga! Kami banyak membantu, kami pantas tahu!”
Oof, Wataru dan Emmymephy sudah mengetahui kalau kami kembali. Baiklah… Bagaimana menjelaskan kepada para MVP apa yang terjadi? Tanpa membocorkan setiap rahasianya.
***
31 Mei. Kami mencapai hari pesta. Haku sudah mengirimkan gaunnya, dan kami memutuskan untuk berpartisipasi juga, karena mengapa tidak. Kami bisa bersantai dengan aman sekarang setelah ancaman Leona hilang. Saatnya makan sampai kenyang sepuasnya.
“Nona Rokuko, gaunmu sudah rapi, Sayang. Kau berikutnya, Soto.”
“Okaay! Terima kasih, Ichikaaaa!”
Sama seperti perulangan pertama, Rokuko dan Soto menyuruh Ichika mendandai mereka.
“Jadi, Keima? Bagaimana kelihatannya?” Tanya Rokuko. Itu adalah gaun biru tua dengan sedikit embel-embel yang membuat bahunya terbuka. Dengan kata lain, gaun ramping yang sama persis dari Perulangan pertama.
“Ini memunculkan sisi intelektualmu. Seperti yang diharapkan dari pakaian yang dipilih Haku,” Kataku, memujinya. Rokuko tersipu, lalu berkedip dan menggelengkan kepalanya.
“Tunggu, ini kedua kalinya kau melihatnya. Seharusnya aku memakai gaun lain.”
“Eh, yah, desainnya sama persis dengan perulangan pertama, tapi aku ingin melihatnya lagi. Itu terlihat bagus untukmu.”
“Pakaian formal juga terlihat bagus untukmu, Keima. Kamu terlihat lebih tajam dari biasanya, dan, bagaimana cara mengatakannya… cukup cepat!”
Pujian aneh Rokuko persis sama dengan perulangan pertama, sama seperti gaunnya.
Bagaimanapun, setelah itu selesai, kami pergi ke pesta dengan Putri Emmymephy yang berdandan dan Wataru sang Pahlawan.
“Wah, tidak disangka pekerjaan kita akan menjadi sangat rumit. Untung kita berhasil membantu pada akhirnya, ya, Putri Mephy?”
“Aku katakan, memang. Kerja bagus untuk kalian semua, Rokuko dan teman-teman. Pada akhirnya aku masih tidak begitu mengerti semua masalah perulangan ini, tapi aman untuk mengatakan bahwa masalah di Daide sudah selesai, bukan?”
Kami telah memberi tahu Wataru dan Emmymephy inti dari masalah yang terjadi di Daide dan bagaimana kami menyelesaikannya.
“Yep. Kau akan mendapatkan kabar dari Haku dalam beberapa hari.”
“Aku katakan, sekarang aku akhirnya bisa menolak lamaran pangeran kedua! Wheeew!” Seru Emmymephy, duduk di kursinya di kereta.
“Sebagai peringatan, di perulangan terakhir pangeran kedua membawa telur Wyvern dan akhirnya ditambahkan ke bagian bawah daftar pelamarmu. Meskipun dalam perulangan ini, tindakan kita mungkin telah benar-benar menghentikannya untuk mendapatkan telur Wyvern.”
“Kurasa aku akan menantikan untuk melihat apa yang terjadi.”
Bagaimana pun, kami naik kereta kami ke kastil. Kali ini, kami tiba di sana dengan lancar, tanpa mengalami kecelakaan di jalan.
Melewati pintu masuk, kami tiba di pesta dengan lampu gantung yang berkilauan. Ada katering dan ruang dansa. Emmymephy memimpin, membawa kami menaiki tangga berukir menuju aula VIP lantai dua. Dia perlu menyapa raja muda, yang sedang duduk di sofa berhias yang ditutupi kain merah.
“Oooh, Putri Mephy. Anda sungguh baik mau datang malam ini,” Kata raja.
“Saya sangat berterima kasih karena telah mengundang saya di malam yang indah ini, Yang Mulia,” Jawab Emmymephy dengan sopan santun yang terasah. Tata kramanya sebagai putri kekaisaran sempurna. Raja, sementara itu, mengangkat telapak tangannya setengah memberi hormat ke arahnya.
“Jadi, bagaimana Jedha? Saya diberitahu bahwa Anda mengikuti pelatihan dungeon bersamanya kemarin.”
“Dia seperti anak seorang kerabat bagiku.”
“Begitu ya. Yah, silahkan buat dirimu nyaman hari ini. Akan ada ruang bagi Anda untuk beristirahat di sini, dan Anda dapat datang kapan pun Anda mau.”
“Saya katakan, saya sungguh merasa tersanjung."
Kali ini, dia tidak menyebut Tindalos, karena tidak perlu. Yang mengingatkanku, kami masih memiliki Toi yang terjebak di Dungeon {Storage}. Hah. Kami mungkin perlu melakukan sesuatu tentang itu.
“Kebetulan, mengapa para pelayan tampak sedikit panik? Apakah ada yang terjadi?”
“Seseorang menyerbu laboratorium sains kami tadi malam. Komandan korps penyihir yang ingin kau temui telah menghilang, dan kami tidak tahu dia pergi ke mana.”
“Aku katakan, itu masalah yang cukup besar. Tapi aku tidak lagi peduli dengan Lord Tindalos, jadi jangan khawatir demi aku.”
Oh, penyerbu itu adalah aku. Jadi.
Dengan begitu, kami mulai menikmati pesta.
Kami menari mengikuti musik, makan katering, dan… dua anak kecil laki-laki mendatangiku.
“Keima!” “Lama tak jumpa!”
“Hm? Oh. Kalian adalah... Meter, dan Lacie.”
“Benar!”
Si kembar Dagon dulunya mengenakan pakaian yang identik, tetapi hari ini mereka mengenakan gaya rambut dan pakaian yang berbeda untuk membedakan diri mereka.
“Ini pertama kalinya kamu melihat kami seperti ini,” “tapi kamu masih bisa membedakan kami!”
Aku tidak menyebutkan itu karena aku telah menandai mereka.
“Kau benar tentang segalanya, Keima! Kami masih anak-anak! Kami egois!”
“Sekarang tidak ada orang yang tidak bisa membedakan kami! Terima kasih!"
“E-Eh, bagus. Tidak masalah,” Kataku. Aku tidak benar-benar tahu mengapa, tetapi mereka berterima kasih kepadaku.
“Menyenangkan bisa mengekspresikan diri kami! Yah, sampai jumpa lagi!”
“Kami akan menunjukkan diri kami kepada lebih banyak orang, sehingga mereka dapat membedakan kami juga! Permisi!”
Dan dengan itu, si kembar pergi. Hah.Yah, Baiklah.
Selanjutnya kami menemukan Koreha dan Summer. Summer lagi-lagi mengenakan pakaian bunny girl-nya. Itu menimbulkan pertanyaan mengapa Koreha berjalan bersamanya. Dan Summer juga rajin menghadiri pesta malam. Mereka berdua ternyata sangat berhati-hati, ya?
“Halo, Putri Mephy, Nona Rokuko, Nona Soto.”
“Halo, Nona Koreha… Nona Summer. Aku katakan, memakai pakaian bunny girl lagi, kan?”
“Ya, Putri Mephy. Aku memutuskan untuk hadir sebagai bunny girl kali ini! ”
Sepertinya aku mengingat pakaian bunny girl yang secara resmi disetujui sebagai pakaian formal. Aku-pun terkejut itu berlaku untuk pesta malam yang diselenggarakan oleh bangsawan, tapi oke.
“Kupikir aku akan pergi sebagai beruang lain kali. Bagaimana menurutmu, Keima?” Tanya Summer, mengalihkan pandangannya padaku. Oh ya… Kami belum memberitahunya.
“Eh, Nona Summer. Keberatan jika kita bicara di sana sebentar?”
“Ya ampun, kamu akhirnya benar-benar menginginkanku, kah? aku ikut! Jumpa lagi, Nona Koreha!”
“Tunggu, Nona Summer! Pesta ini dimaksudkan untuk merayakan kembalinya OSIS! Kamu adalah kekasih mereka, jadi, mengapa kau… Aaah, astaga…” Nona Koreha menutup wajahnya. Dari sudut pandangnya, protagonis yang berhubungan baik dengannya tiba-tiba meledak dengan kegilaan dan mulai mengenakan pakaian kelinci kemana pun. Mengingat dia memiliki nilai-nilai Jepang yang ditanamkan ke dalam pikirannya, itu mungkin cukup membuatnya sakit kepala.
Bagaimanapun, aku mengundang Summer ke balkon dan menuju ke sana dengan tanganku terkunci dengan tangan Rokuko.
“Whew, melakukan semua hal yang selama ini aku tahan terasa luar biasa! Eheheh, karena toh kita akan mengalami Perulangan, aku benar-benar berpikir aku ingin menghabiskan Perulangan berikutnya dengan pakaian beruang,” Kata Summer, menikmati waktu dalam hidupnya.
“…Baiklah, aku hanya akan mengatakannya. Tidak akan ada Perulangan lagi.”
“Bwuh?”
“Aku akan mengatakannya lagi. Perulangan sudah selesai. Waktu tidak akan kembali lagi.” Summer berkedip cepat.
“T-Ta-Tapi, um, tapi, dia… Um? Benarkah?"
“Ya, aku serius.”
“Tidak mungkiiin…! Kau pasti bercanda, kan?”
“Maaf, tapi itulah kenyataannya.”
Summer memucat, tampak sakit. Saat itulah Rokuko menyela.
“Summer, ini semua berkatmu. Maksudku, bukankah ini jenis trik yang akan dilakukan dewa jahat? Mengakhiri perulangan setelah kau mempermalukan diri sendiri dengan berpakaian sebagai bunny girl sepanjang waktu?”
“Oh, oh…! KEPARAT KAU, CHAOOOOOOS!” Summer merobek telinga kelinci dari kepalanya dan membantingnya ke tanah. “AAAAH! CHAAAAAAAAOOOOOOOOOOOS!” Dia menginjak telinga kelinci dengan keras, berulang-ulang. Aku mencondongkan tubuh ke arah Rokuko.
“…Kenapa kau berbohong?” Tanyaku, berbisik.
“Tapi aku tidak berbohong? Ini adalah trik yang sama yang selalu kau lakukan, Keima.”
Kami sebenarnya telah menang sebagian berkat Summer yang membagikan informasinya kepada kami, dan dia hanya menyarankan ini adalah trik yang akan dilakukan Leona, bukan karena dia benar-benar melakukannya. Ya, itu adalah trik klasik bagiku.
“Tidak perlu memberitahunya apa pun yang akan membuatnya marah padamu, bukan?”
“Ah, ya, ide bagus. Akulah yang menginspirasinya untuk membodohi dirinya sendiri.”
Karena itu, Summer mengarahkan kemarahannya ke Leona. Itu juga terasa baik secara moral, karena Leona adalah orang yang paling bersalah karena memaksakan Perulangan sejak awal.
“Ehem… Rokuko. Apakah kau memiliki gaun cadangan? Er, seperti, yang bisa aku pakai sekarang…?”
“Bahkan jika aku memilikinya, itu bukan ukuranmu.”
“Tidak apa-apa! Aku seorang Succubus, aku bisa sedikit mengubah ukurannya!”
“Yah, aku juga tidak punya.”
Summer menggertakkan giginya dan, dengan enggan, mengangkat telinga kelinci itu kembali.
Tunggu, pakaian kelinci menjadi jelek tanpa telinga? Serius nih? Aturan macam apa itu?
“PANGERAN PERTAMA, PANGERAN HARKES DAIDE, TELAH KEMBALI!” Sungguh momen yang luar biasa. Pangeran pertama telah tiba di pesta.
“Oh sial,” Kata Summer, meringis seolah-olah dia telah digigit serangga.
Ya, begitulah reaksiku jika aku yang memakainya juga.
“Summer! Summer, di mana kamu?! Oooh! Disini toh, Summer… Summer?!”
Pangeran pertama meluncur kesini seenaknya dan mencari-carinya dengan kedua anteknya, lalu terdiam membeku di tempat.
“...P-Pakaian yang lucu! Aaah, kau adalah satu-satunya cinta sejatiku!”
“Pangeran H-Harkes! Umm, er, s-selamat datang di rumah!”
Meskipun diangkat dan diayunkan di udara seperti anak kecil, Summer memberikan senyuman yang sangat manis hingga bisa mendengar efek suara gemerlap di udara. Dia adalah seorang profesional. Seorang Aktris utama pro. Apakah pangeran pertama benar-benar merasa tidak masalah dengan dia memakai itu?
“H-Hei, Crusch. Ada apa dengan pakaian cabul itu? Aku mulai berkeringat di sini.”
“Kau tidak akrab, Kenho? Ini pakaian kelinci, dan pakaian formal yang benar-benar terhormat. Nona Summer cukup terpelajar, seperti yang diharapkan.”
“Mundur! Dia milikku!”
“E-Erm, selamat datang di rumah juga, Lord Kenho, Lord Crusch.”
Kedua antek itu tersenyum bahagia setelah Summer menyapa mereka. Mereka benar-benar merasa tidak masalah dengan itu?
“Hm? Siapa orang ini?” Tanya sang pangeran, melotot tajam ke arahku.
“Oh, um… Dia suami dari temanku Nona Rokuko.”
Pangeran pertama memelototiku, tapi kali ini Summer mendukungku. Ekspresinya berubah dalam sekejap.
“Saya Rokuko Tsia, siswa pertukaran. Nona Summer dan aku adalah teman baik.”
“Ah, aku mengerti. Kau adalah teman sekolah Summer, dan dia adalah suamimu! Hrm… Kau tidak sedang mendiskusikan mengambil Summer sebagai istri kedua, kan?”
“Saya tidak akan pernah memimpikannya. Mataku hanya tertuju pada satu wanita. Benarkan, Rokuko?”
“Memang. Astaga, suamiku melakukan hal yang paling luar biasa untukku tempo hari.”
“Hm, aku mengerti. Aku menghargai pria setia seperti itu. Lagipula, aku sama setianya pada Summer,” Kata sang pangeran. Omong kosong. Dia mulai lagi omelan genit yang benar-benar tidak aku pedulilkan.
"Kebetulan, pangeran, bukankah seharusnya kau pergi menyapa ayahmu?” Kata Rokuko menyela begitu ocehan itu sedikit tenang.
“Oh ya, benar juga! Kalau begitu aku permisi dulu, Summer, aku akan segera kembali.”
“Benar...” Summer menyaksikan pangeran dan pengiringnya pergi dengan sedikit ekspresi lelah.
“Sepertinya kau akan mengalami sedikit masalah. Apa rencanamu?”
“Aku tidak begitu yakin. Waktu tidak akan berputar ulang, kan? Pangeran kedua pasti akan menjadi putra mahkota, jadi… Ah, aku benar-benar tidak berpikir sejauh ini.”
“Jelaskan dirimu padanya, oke? Hentikan pangeran idiot itu bahkan jika kau harus menggunakan {Charm}.”
“Benar...” Summer menghela nafas berat.
“Jadi, Keima,” kata Rokuko. “Aku baru saja memanggilmu suamiku, tapi… Apakah ini kedua kalinya aku melakukan itu?”
“Oh, ya. Ini sebenarnya kedua kalinya.”
“Itu menjelaskan mengapa kau begitu tenang. Nah, teruskan, papa; kita punya anak sekarang.” …Ya, aku perlu meningkatkan armor anti-Hakuku saat kita kembali.
“Aku katakan, selamat datang kembali."
“Heya!”
Kami kembali ke pesta setelah berpisah dari Summer, dan mendapati semua orang menikmati makanannya. Koreha pergi karena, seperti perulangan terakhir, dia pergi untuk berbicara dengan kakak laki-lakinya, Crusch.
“Ini, kakak, buka yang lebar Aaahn.”
“Wah, perintah adalah perintah! Pelayan harus patuh! Aaaahn.”
“Nyam, nyam.”
“Ini daging sapi panggang yang sebelumnya, Keima. Ini cukup enak,” Kata Wataru.
“Tentu, ambilkan juga untukku. Sebenarnya, aku tidak kesampaian untuk memakan itu sebelumnya.” Aku mengambil beberapa daging sapi panggang dari Wataru dan mencobanya.
Wah, lembut, dan sausnya memiliki rasa daging yang enak. Aku ingin meletakkannya di antara dua potong roti.
“Keima, biarkan aku mencicipinya juga,” Kata Rokuko.
“Ya, tentu… Oh, tunggu, sudah waktunya,” Jawabku, berhenti sejenak. Ada keributan di pintu masuk pesta.
“PANGERAN KEDUA, PANGERAN JEDHA DAIDE, TELAH TIBA!” Sepertinya pangeran kedua telah membawa telurnya.
“Oh, sepertinya dia datang ke sini,” Wataru mengamati.
“Aku katakan, rasanya dia menatapku,” Kata Mephy. Meskipun itu bukan hanya perasaan; dia dengan terang-terangan menatapnya. Hal yang sama berlaku terakhir kali, dan itu pasti tampilan yang sama yang diberikan pangeran pertama pada Summer.
Saat pangeran kedua mendekat, gerobak yang ditarik oleh seorang pelayan di belakangnya menjadi lebih terlihat. Sebuah telur besar berwarna putih seukuran anak kecil ada di atasnya.
Hmm… Terlihat lebih putih dari sebelumnya.
“Putri Emmymephy. Selamat malam.”
“Ya ampun, kalau bukan Pangeran Jedha. Selamat malam. Sebenarnya telur besar itu telur apa, jika aku boleh bertanya?”
“Tentu. Ini…” pangeran kedua berhenti sejenak untuk berlutut, meraih tangan Emmymephy, dan menatapnya. “Telur Naga. Aku telah mengalahkan Naga, dan telur ini adalah buktinya. Aaah… Aku diberitahu bahwa mengalahkan Naga adalah persyaratan untuk melamarmu. Putri Emmymephy, tolong, terima perasaanku.”
Keheningan menyelimuti pesta saat dia mengumumkan itu adalah telur Naga dan melamarnya. Semua mata tertuju pada mereka, saat orang-orang menarik napas dan menunggu tanggapan Emmymephy. Sebagian berkat peringatan awalku, Emmymephy tidak terlalu terkejut.
“Telur naga... Aku katakan, apakah kau mengatakan yang sebenarnya?”
“Ya. Aku menantang Naga, dan memenangkan telur ini sebagai bukti. Meskipun, tentu saja, aku mengajak teman bersama denganku. Kami mengalahkan naga itu, dan setelah menjelajahi sarangnya lebih jauh, kami menemukan telur ini.”
Emmymephy melirik ke arah kami. “Aku katakan, di saat seperti ini, aku punya ahli Naga yang menentukan apakah buktinya nyata atau tidak!”
“Itu… Wataru sang Pahlawan. Aku tidak punya alasan untuk menolak Pahlawan yang dengan kejam mengalahkan Naga sendiri.”
“Lantas, coba periksa, Keima!” Seru Emmymephy.
“Tunggu, aku?”
Meskipun agak terkejut olehnya yang menunjuk ke arahku alih-alih Rokuko, aku memeriksa telur itu.
…Ah, ya. Aku cukup yakin ini hanya telur ayam yang diperbesar. Kurasa aku ingat Toi menyebutkan bahwa itulah rencananya juga. Paling tidak, itu lebih kecil dari telur Wyvern dari terakhir kali. Itu bahkan bukan telur half-Dragon.
“Tunggu sebentar, Putri Emmymephy. Anda tidak akan meminta Wataru memeriksanya?”
“Dia juga bisa memeriksanya. Aku katakan, silahkan periksa.”
“Tunggu, aku juga? Entahlah, aku tidak terlalu percaya diri disini… Bagaimana menurutmu, Keima?”
“Biarkan aku memeriksanya dulu... Ah.”
Aku menyelidiki telur itu, dan secara tragis menemukan cap di bagian bawah. Itu adalah stempel yang sangat familiar. Astaga, Toi benar-benar tidak berusaha keras.
“Aku cukup yakin ini telur ayam yang diperbesar dengan sihir,” Kataku jujur.
“Be… Beraninya kau mengatakan itu?! Sekutuku dan aku sampai mempertaruhkan hidup kami untuk mendapatkan telur ini!” Teriak pangeran kedua, memprotes dengan semua yang dia miliki.
“Dari peternakan mana kau mendapatkan ini?”
“P-Peternakan?! Ini adalah satu penghinaan demi satu dengan… kau…?”
Aku membalik telur itu dan menunjukkan padanya cap di bagian bawah. Itu adalah tanggal kedaluwarsa, ditetapkan untuk 31 Mei. Dan di bawahnya ada semacam lencana.
“I-Itu… segel dari Penangkaran Nyarlathotep?! T-Tapi kenapa ada di sana?!”
“Ti-Tidak salah lagi. Aku tidak tahu mengapa itu begitu besar, tapi tidak salah lagi itu adalah telur dari tempat penetasanku, yang menghasilkan semua telur yang dikonsumsi di negara ini!” Kata Koreha.
Aaah. Aku pun penasaran mengapa tanggal kedaluwarsa sangat mirip dengan yang ada di Jepang. Kurasa ini pengaruh Leona juga.
“Aku khawatir Anda telah ditipu, pangeran yang terhormat. Ini hampir pasti bukan telur naga. Dan karena tanggal kedaluwarsanya hari ini, anda mungkin ingin memakannya,” Kataku, melangkah mundur. Pangeran kedua membuka dan menutup mulutnya.
“Aku katakan, aku akan meminta Wataru memeriksanya juga, hanya untuk memastikan. Bagaimana itu?”
“Ada lapisan tipis mana di luar yang menyembunyikannya, tapi aku tidak merasakan kekuatan apa pun dari dalam. Seperti yang Keima katakan, ini mungkin telur ayam yang diperbesar dengan sihir,” Kata Wataru, yang menimbulkan keributan di antara kerumunan.
“Mm. Aku katakan, aku tidak tertarik menikahi seorang pangeran yang harus mempertaruhkan nyawanya untuk menyelesaikan tugas-tugas dasar sehari-hari.”
“T-Tapi ini tidak mungkin… Ngh, Tindalos! Kau menipuku…!”
Bagaimanapun, masalah Emmymephy diselesaikan tanpa masalah. Pangeran kedua menghentakkan tanah dengan marah. Pesta itu ramai karena semua orang mencoba mencari tahu apa yang salah.
“Semuanya! Diam!” terdengar suara yang menggelegar. Raja berdiri dan melihat ke bawah ke kerumunan dari lantai dua. Panggilannya membawa keheningan ke aula.
“Apa artinya ini, Jedha?”
“A-Ayah. Aku…”
“Jauh dari berhasil membunuh naga, kau ditipu dan diberi telur ayam? Itu sangat memalukan jika begini Harkes akan menjadi pilihan yang lebih baik,” Kata Raja Daide sambil menghela nafas kecewa.
“Ayah! Apakah itu berarti aku adalah putra mahkota sekarang?!” terdengar suara pangeran pertama, dari ruang dansa. Di sampingnya adalah Summer dengan pakaian kelincinya.
Di sampingnya adalah Summer dengan kostum kelincinya…!
“…Aku akan menunda keputusanku tentang pangeran pertama!”
“Apa?! Apa artinya ini, Ayah?!”
“A-Ayah!”
Pernyataan raja membuat para pangeran panik. Dan di tengah-tengah itu, Emmymephy bergumam pada dirinya sendiri.
“Yah, aku katakan, Raja Daide masih muda dan baru saja naik takhta. Aku tidak melihat perlunya terburu-buru untuk memilih penggantinya.”
Kata-kata itu terdengar oleh semua orang, karena keheningan yang diperintahkan sang raja.
Serta, Summer melakukan pose perayaan dan berteriak, “Ya, aku harus keluar dari tempat ini!”
Omong-omong, dengan begitu, pesta menjadi sunyi—sunyi…?—sekali tanpa Leona muncul.
Emmymephy akhirnya bisa pulang, karena Daide telah mempermalukan dirinya sendiri berkali-kali sehingga tidak ada yang bisa menyalahkannya karena menolak untuk tinggal lebih lama.
Wah, Daide akan memiliki waktu yang cukup sulit untuk pulih dari semua ini, tetapi berkat Leona, mereka memiliki teknologi, budaya, dan ekspor yang sangat canggih yang dapat mereka gunakan dengan mudah untuk mendapatkan banyak kekayaan. Yah aku tidak peduli!
“Aku katakan, aku merasa segalanya akan menjadi sangat rumit di sini. Haruskah kita benar-benar pergi?” Tanya EmmyMephy.
“Maksudku, mengapa repot-repot peduli? Mereka telah mengelolanya sampai sekarang. Kita adalah warga negara kekaisaran sejak awal, jadi kita harus membiarkan Daide menangani masalahnya sendiri. ”
...Yang mengatakan, aku cukup yakin Toi banyak mengatur banyak hal sendiri, dan sekarang dia membeku di dalam Dungeon {Storage} Soto. Baiklah. Mereka akan belajar mengelolanya.
***
Dengan demikian, aku pun pergi ke ruangan di dungeon Soto di mana Toi ditahan. Anehnya, itu terang untuk dungeon yang waktunya berhenti tanpa sumber cahaya. Toi diikat ke kursi di tengah ruangan kecil, dengan penutup mata. Ini semua sesuai perintahku.
“Hai, Toi. Bagaimana perasaanmu?”
“Aku tidak pernah merasa lebih buruk, Keima. Bolehkah aku memintamu untuk mengeksekusiku?” Tanya Toi dengan lancar tanpa ragu sedikit pun. Dia ditutup matanya, tapi mungkin mengenaliku dari suaraku. “Bagaimanapun, seperti yang tersirat dari namaku, seri Toi terdiri dari seratus satu eksemplar. Keberadaanku yang berkelanjutan tidak membuat perbedaan.”
“Itu bohong, bukan?”
“Siapa yang bisa mengatakan? Aku tidak berbohong, tapi mungkin juga tidak benar. Ini hanya lelucon kecil. Ahahaha.”
Seratus satu anjing? Apakah ini film animasi?
“Bolehkah aku memintamu untuk menjelaskan arti lelucon ini kepadaku? Aku tidak mengerti bagaimana Toi disamakan dengan 101. Aku bertanya kepada Leona, tetapi dia menolak untuk memberi tahuku. Setidaknya aku ingin tahu arti kata-kataku sebelum aku mati.”
“Jadi, Leona menyuruhmu menceritakan lelucon itu?”
“Benar.”
Sepertinya Toi tidak mengerti bahasa Jepang. Permainan kata-kata Jepang atas namanya benar-benar di luar jangkauannya.
“Seharusnya tidak terlalu sulit untuk mencari tahu jika kau berpikir sejenak. Untuk dapat berarti 10, dan aku dapat berarti 1. Sejajarkan semua itu dan kau mendapatkan 10 1, atau 101.”
“Astaga! Sekarang itu adalah sesuatu yang lain! Begitu ya, begitu ya. Aku mengerti, dan telah belajar. Kau berterima kasih padamu. Aha, ahahaha!”
Toi tertawa, geli tanpa henti pada sesuatu atau lainnya. Sepertinya dia mulai merusak dirinya sendiri.
Tetap saja, aku tidak bisa membaca ekspresinya. Dia seharusnya lebih ekspresif daripada Niku, tetapi ekspresinya bahkan lebih sulit dibaca daripada Niku. Bukan karena penutup matanya juga. Itu karena telinga dan ekornya benar-benar kaku, tidak pernah bergerak satu inci pun.
“Baiklah. Sekarang, bagaimana kami akan berurusan denganmu.”
“Oh iya, lakukan sesukamu. Kau bahkan dapat memotong dua, tiga lenganku dan bermain dengannya sesukamu. Apakah kau ingin aku ngompol sambil gemetar dan berteriak ketakutan? Aku diberitahu bahwa pria menyukai perilaku semacam itu.”
“Kau hanya punya dua tangan... Dan kenapa kau begitu tenang tentang ini?”
“Aku hanya menerima nasibku. Lagipula, aku hanyalah mainan. Wajar jika mainan yang tidak berguna dirusak dan dibuang. Aku tetap menjadi mainan sampai itu terjadi.”
“Kukira itu adalah sifat beastkin untuk terobsesi dengan nama yang diberikan padanya. Sejujurnya, aku terkesan kau begitu setia pada Leona.”
“Tentu saja. Beastkin itu diciptakan oleh Lady Leona, tahu.”
Tunggu apa? Itu pertama kalinya aku mendengar tentang ini. Apakah itu benar? Tapi maksudku... Kurasa ini Leona yang sedang kami bicarakan. Dia pasti telah melihat kekurangan beastkin di dunia ini, lalu berkata, “Jika tidak ada beastkin di sini, aku harus membuatnya sendiri!” dan mulai bekerja. Bagaimanapun, ini adalah Leona yang sedang kami bicarakan. Ini adalah Leona yang sedang kami bicarakan. Ini… Leona…
“Ada sesuatu yang ingin aku perlihatkan padamu. Aku akan melepas penutup matanya, jangan berontak.”
“Tentu saja, tapi apa yang ingin kau perlihatkan padaku?”
Aku melepas penutup mata Toi, lalu menunjukkan padanya gulungan yang diberikan Leona kepadaku.
“Itu pesan dari Leona. Dikatakan untuk mematuhiku. ”
“Ah! Dari Nona Leona!” Toi mengguncang kursinya, menengadahkan kepalanya ke arah gulungan itu.
“Lebih dekat, dekatkan, Keima. Aaah, Nona Leona, Nona Leona, Nona Leonaaa!”
Meski sedikit terganggu, aku melangkah mendekat, dan Toi menempelkan hidungnya pada gulungan itu, menarik napas dalam-dalam.
“Nona Leona… Aaah, sniff sniff, nnhhh, nnhhh, nhhh, fwaah! Tidak salah lagi, ini adalah aroma Nona Leona. Aaah, ya, ya, mengerti, Nona Leona! Tidak, maksudku aku tidak akan, ya, tidak, aaah, perintah ini, Aku, Aku, Aku-Aku-Aku, aaaaah! Fwaaaah!”
Toi gemetar saat membaca pesan di gulungan itu. Ekornya mencambuk bolak-balik di udara, tidak seperti apa pun yang pernah kulihat darinya sebelumnya. Genangan cairan terbentuk di bawah kursinya dan menetes ke lantai; dia rupanya telah membuat dirinya ngompol. Aku pun berinisiatif dan menggunakan {Purification} pada hal itu. Bagaimanapun, ini adalah dungeon Soto.
Aku melihat lagi gulungan itu. Aneh, itu hanya mengatakan untuk mendengarkan perintahku. Kenapa dia sampe segila itu? Itu benar-benar mengganggu, dalam arti sebenarnya.
“H-Hei, apa yang terjadi? Apakah ada sesuatu di gulungan itu?”
“Ya, ya, izinkan aku untuk menjawabnya. Ini memiliki perintah Nona Leona. Dikatakan untuk mematuhimu, Lord Keima, dan untuk tidak pernah mematuhinya lagi.”
Aku menyipitkan mata, mengabaikan kata “Lord” itu, tetapi tidak melihatnya di mana pun... Oh, tapi ini adalah sesuatu yang telah ditulis Leona. Jika dalam bahasa Jepang, tidakkah aku bisa membacanya sementara Toi tidak bisa? Dan pada gilirannya, itu bisa memiliki beberapa instruksi yang akan dipahami Toi tetapi aku tidak?
“Di mana dan bagaimana bisa tertulis begitu?”
“Itu dari baunya, Lord Keima. Bau mengatakan segalanya. Dengan mengurutkan aroma dalam ilustrasi ini, aku dapat menyimpulkan urutan yang ditujukan kepadaku.”
Itu adalah pesan tersembunyi yang hanya bisa dipecahkan dengan indra penciuman beastkin dan pemahaman tentang metodologinya. Semua ini, tersembunyi di dalam kata-kata yang dia tulis. Leona sialan. Dia membuat ini tepat di depanku, dalam rentang beberapa detik.
“Aaah, kontradiksi yang melekat dari mematuhi perintah untuk tidak mematuhi. Sungguh perintah yang menyayat hati; itu adalah hukuman bagiku, dan misi hidup baru. Aaah, tidak ada yang lebih manis daripada dipermainkan oleh keinginan tuanku. Inilah yang membuat hidup sebagai mainan layak untuk dijalani! Aku akan mematuhi perintah terakhir Nona Leona, dan selanjutnya mematuhimu, Lord Keima. Katakan apapun yang kau suka.”
Sejujurnya, aku tidak bisa mempercayai Toi, dan karenanya tidak benar-benar ingin dia melayaniku.
“Lord Keima, bolehkah aku menjilat kakimu? Atau apakah kau ingin aku menunjukkan perutku, supaya bisa kau gosok atau injak? Aha, atau bagaimana kalau memasang tali ke kerahku dan menyeretku ke mana-mana, sampai mencekikku? Haruskah aku terus memakai pakaian? Atau apakah kau lebih suka aku menelanjangi diriku?”
Toi telah beralih ke mode anjing-setia. Ada tatapan gila di matanya juga... Siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan jika dia tidak diikat ke kursi.
“Kau tidak perlu melakukan semua itu. Uhh, aku akan menyerahkanmu ke Haku, jadi katakan saja padanya semua yang kau tahu dan bantu dia dengan apa pun yang dia butuhkan.”
“Dimengerti, Lord Keima. Ah, dan gulungan itu, ah… ndus, nduus…!”
Aku mengulurkan gulungan itu, dan Toi menempelkan hidungnya ke gulungan itu, menghirup napas dengan tajam dan diliputi kegembiraan.
Haku memiliki sihir pendeteksi kebohongan, jadi dia mungkin bisa menanganinya. Mungkin, pasti. Mungkin.
Toi tampaknya memberikan DP setara Pahlawan dalam sehari, jadi untuk saat ini kami memutuskan untuk membiarkannya terkunci. Niku menawarkan diri untuk menjaganya, sedikit puas, jadi aku membiarkannya. Bagaimanapun, Niku adalah pemenang duel mereka, meskipun itu hanya melalui kekuatan Dungeon. Selamat bersenang-senang.
***
Jadi, setelah kembali ke kekaisaran, kami akhirnya menghadiri pesta teh dengan Haku. Sudah menjadi hal biasa bagi kami untuk memberikan laporan kami di pesta teh setiap kali sesuatu terjadi. Aku duduk bersebrangan dengan Haku, sementara Rokuko dan Soto duduk di antara kami. Chloe, Niku, dan Ichika berdiri di samping sebagai pelayan.
Untuk memulai pesta teh, aku menghadirkan Toi, yang diikat ke kursi, ditutup matanya, dan disumpal.
“Pl—”
“Kau bisa merawat anjing Chaos sendiri, Keima.”
Haku menutup mulutku bahkan sebelum aku sempat berkata, “Terimalah hadiah ini.”
“Eh, kalau boleh jujur, kurasa aku tidak bisa menanganinya.”
“Pada dasarnya, dia hanya akan mendengarkan perintah Leona. Leona memerintahkannya untuk mematuhimu secara khusus, Keima. Jadi, bahkan jika aku menerimanya, dia tidak akan mematuhiku.”
“Bahkan jika aku memerintahkannya untuk mematuhimu dan menyerahkannya dengan masih dirantai?"
“Memang. Dia akan mencari celah sekecil apa pun untuk dieksploitasi dan kembali ke sisimu, sehingga dia bisa memprioritaskan perintah langsung Leona,” Kata Haku datar. Toi mengangguk setuju.
Hai! Inginku sumpal telingamu juga, huh?
“Selanjutnya, tidak ada yang ingin aku tanyakan pada anjing Chaos. Untungnya, kau sudah mengirim Leona kepadaku. Oh, dan dia saat ini sedang bersantai di penjara di bawah kastil, menyebutnya sebagai istirahat. Dia bahkan telah menyiapkan tempat tidurnya sendiri dan sejenisnya.”
H-Huh. Sejujurnya aku agak lupa aku sudah mengirim Leona ke Haku. Kurasa tidak ada gunanya menginterogasi seorang pesuruh saat kau sudah mendapatkan bosnya. Apalagi saat bos masih nongkrong didekatmu.
“Aku mendengar semuanya dari Leona sendiri… Ah, pekerjaan yang sangat bagus mendaratkan pukulan tanpa ampun di wajahnya,” Kata Haku, terlihat sedikit lebih murung daripada pujian yang tersirat.
“Ya benar, Haku, Keima luar biasa! Dia bekerja sangat keras demi aku!” Seru Rokuko.
“Memang, kurasa aku memang… harus menerimanya sebagai ayah si kecil Soto,” Kata Haku, atas desakan tegas Rokuko.
Oh ya, tujuan utama dari perjalanan ke Daide ini adalah agar Haku menerimaku sebagai ayah Soto! Kerja bagus, diriku! Sekarang aku bisa tidur tanpa takut Dolce membunuhku!
Tiba-tiba, Rokuko memiringkan kepalanya dengan bingung. “Tunggu, Haku. Bagaimana dengan hadiah kami untuk memecahkan masalah di Daide yang bahkan tidak bisa diselesaikan Wataru, selain memasukkan Leona ke penjaramu? Kurasa kami juga layak mendapat bayaran.”
Permisi?! Rokuko, jangan memaksakan keberuntungan kita—
“Tentu saja. Pembayaran asliku untuk Wataru adalah sepuluh koin gading, yaitu seribu koin emas, jadi dengan mengingat hal itu, aku akan memberimu sepuluh juta DP. Oh ya. Itu termasuk pembayaran untuk menemukan cara baru menggunakan kekuatan Wataru. Apakah menurutmu ini adil, Keima? Kupikir kau tidak keberatan jika begitu.”
Seratus juta yen sebagai pembayaran…?! Pada titik ini, aku hanya cukup pensiun dan menghabiskan setiap hari untuk tidur, bukan?
Itu begitu banyak sampai aku benar-benar mulai mempertimbangkan pensiun. A-Apakah tidak apa-apa bagiku untuk mendapatkan sebanyak itu?
“Eh, apakah kau yakin tentang ini? Kau tidak perlu membayar kami.”
“Bagaimana kau berniat mendukung Soto jika kau bekerja secara gratis? Kerendahan hati adalah kebajikan umum bagi Pahlawan, tetapi ini adalah langkah di atas itu. ”
“Itu benar, Keima. Kau seorang ayah sekarang, kau harus lebih dewasa di sini!”
Ngh, poin yang bagus. Aku seorang ayah, jadi sekarang adalah tanggung jawabku untuk mendukung Rokuko dan Soto…!
“Rokuko, sepuluh juta DP secara alami adalah beban yang cukup signifikan, jadi aku akan menghabiskan dua hari untuk menyerahkannya kepadamu. Kuharap kau mau menginap. Oke?"
“Okaay, nee-san.”
Kebetulan, aku pun ragu bahwa metode baru menggunakan kekuatan Wataru akan sangat efektif, karena seseorang harus sama berbahayanya dengan Leona agar keberuntungannya berlaku seperti itu, tapi oke.
“Jadi, Keima, aku ingin kau pergi ke suatu tempat,” Kata Haku, mengubah topik pembicaraan.
“Tunggu, kau ingin aku melakukan penyelidikan lain?”
“Tidak. Ini adalah misi pencarian dan penghancuran.”
Hal-hal yang cukup serius… Kau harusnya meminta Wataru untuk menangani hal semacam itu, bukan aku.
“Kerajaan Suci. Mereka memproduksi dungeon buatan di suatu tempat. Aku mempercayakan sisanya padamu, Keima.”
Er, aku mendapat banyak penghasilan dari ini, jadi aku benar-benar ingin pulang dan tidur, tapi... Oh, sudahlah, lupakan jika aku mengatakan apa-apa! Aku punya istri dan anak perempuan yang lucu untuk dinafkahi sekarang, ya?!
Note TL: Dengan begini semuanya mulai tampak jelas bahwa haku sepertinya memang pengen menyingkirkan keima dengan menyuruh keima supaya menghadapi musuh-musuh yang bisa dianggap hampir mustahil untuk dikalahkan.
TL: Gori-Chan EDITOR: Drago Isekai | ||
<<-PREV | TOC | NEXT->> |