I Got A Cheat Ability In A Different World Vol 10 Bahasa Indonesia: Chapter 3
Isekai de Cheat Skill wo Te ni Shita Ore wa, Genjitsu Sekai wo mo Musou Suru Light Novel Bahasa Indonesia Volume 10 : Chapter 3 |
||
---|---|---|
Masalah Baru |
||
Font Size :
|
|
|
Beberapa hari setelah festival olahraga.
Ouma-san tampak bosan, tapi bagiku, hari-hari damai yang telah kunanti-nantikan terus berlanjut.
Kemudian, pada akhir pekan, seseorang mengunjungi rumahku.
“Kagurazaka-san!”
“Lama tak jumpa.”
Anehnya, Kagurazaka-san datang mengunjungiku di rumahku.
Karena bukan ide yang baik untuk membiarkannya di pintu, aku mengundangnya masuk, dan dia menerimanya.
“Yah, keadaan sudah sedikit tenang di tempatku, jadi aku datang untuk bertanya apakah kau bisa membawaku kembali ke dunia lain.”
Rupanya, Kagurazaka-san, setelah dengan hati-hati mempertimbangkan janjinya kepada Orghis-sama dan arti dari pemanggilannya sendiri, pergi ke dunia lain untuk mengalahkan evil beasts yang tersebar di dunia lain.
Kemudian, Ouma-san, yang mendengarkan percakapan itu, ikut nimbrung sambil menghela nafas.
“Itu bagus, bukan? Tidak banyak yang terjadi hari ini. Akan lebih baik untuk pergi ke dunia lain setelah sekian lama.”
Seperti yang Ouma-san katakan, aku belum bisa mengunjungi dunia lain baru-baru ini karena aku telah menikmati kedamaian dan ketenangan dunia ini.
“Selain itu, bukankah tubuh Yuuya juga menjadi semakin lemah? Kalau terus begini, pria Kicking Saint itu akan memberimu pelatihan yang sulit lagi.”
“Ugh…”
M-memang benar kalau aku belum berlatih akhir-akhir ini, tapi…
Aku tidak benar-benar ingin bertarung, jadi aku tidak perlu berlatih, tetapi aku masih membutuhkan kekuatan sampai tingkatan tertentu supaya tetap aman di dunia lain.
Aku semakin menyadari hal ini dalam pertempuranku dengan Avis dan Evil lainnya.
Terlebih lagi, dalam pertempuran melawan penjajah dari luar angkasa, Ciel hampir saja diambil dariku, dan aku harus menjalani pertempuran yang sulit.
“Aku mengerti. Ayo pergi ke dunia lain untuk berlatih di sana setelah sekian lama.”
Jadi keputusan untuk pergi ke dunia lain diputuskan, lalu selain Night dan yang lainnya, Yuti mengatakan dia akan ikut kali ini.
Hal ini karena…
“Pelatihan. Aku belum menggerakkan tubuhku sebanyak yang aku inginkan akhir-akhir ini.”
Sepertinya hal itulah alasannya.
Kupikir dia melakukan banyak aktivitas fisik di festival olahraga, tetapi dari sudut pandangnya, kukira itu tidak dihitung sebagai aktivitas fisik.
Jadi, aku bersiap-siap dan menuju ke dunia lain dengan Kagurazaka-san, ketika Ouma-san mulai berbicara lagi.
“Yuuya. Apakah kau akan mengirim gadis kecil ini ke Kerajaan Regal dengan sihir teleportasi?”
“Eh? Y-ya. Itu rencananya, tapi…”
“Sudah cukup lama sejak kita berada di dunia ini. Tapi, untuk jaga-jaga, kau harus pergi melewati hutan untuk membiasakan diri dengan tubuhmu.”
“Eh? M-melewati hutan...? Bukankah tempat ini sangat berbahaya?”
Kagurazaka-san terkejut mendengar kata-kata Ouma-san, tapi…
“Ya, itu benar. Nah, karena kita di sini, mari kita berjalan ke pintu masuk [Sarang Iblis Agung].”
“Apakah kau tidak waras?”
Nah, bagi orang asing, itu akan terdengar gila jika berani melewati hutan yang berbahaya.
Namun, aku akrab dengan jalan menuju pintu masuk, dan itu jauh lebih aman daripada berurusan dengan monster yang menghuni kedalaman [Sarang Iblis Agung] ini.
Dalam arti tertentu, ini sungguh tepat bagiku untuk mendapatkan kembali naluri pertempuranku.
Kagurazaka-san akhirnya dibujuk oleh Ouma-san dan dengan enggan menyetujuinya.
***
“Haah!”
“Yaah!”
Saat kami terus berjalan ke pintu masuk [Sarang Iblis Agung], kami menangani monster yang datang ke arah kami dengan benar.
Pada awalnya, Kagurazaka-san tidak bisa bertarung dengan baik karena perbedaan level antara dia dan monster, tapi saat aku membantunya dalam pertempuran, levelnya meningkat dengan cepat, dan dia sekarang bisa menghadapi monster di dekat pintu masuk [Sarang Iblis Agung] sendirian.
“A-aku tidak pernah berpikir bahwa aku, sepertimu, akan berhenti menjadi manusia…”
“Tidak, aku tidak berhenti menjadi manusia!”
Itu mungkin kekuatan yang luar biasa bagi orang-orang di Bumi, tapi aku tidak pernah berniat untuk berhenti menjadi manusia.
Saat aku sedang berjalan seperti itu, aku tiba-tiba merasakan hawa kehadiran sekelompok orang yang menuju ke arah kami, dan aku menghentikan langkahku.
“Apa itu? Aku belum pernah merasakan hal seperti ini di sekitar sini, tapi ada beberapa hawa kehadiran yang menuju ke sini…”
Kemudian, Ouma-san, yang pasti telah menyadari hawa kehadiran yang kurasakan sebelum aku, menatapku ragu.
“Apa itu…? Sebuah tanda samar dari… sage…?”
“Eh?”
Anehnya, dia bilang ia bisa merasakan hawa kehadiran Sage-san dari kelompok yang menuju ke arah kami.
Ketika terkejut dengan kata-katanya yang tidak terduga, Night pun menggeram.
“Grrrr…”
“Fugo?”
“Pi?”
Akatsuki dan Ciel terkejut mendengar geraman Night… tapi apakah mereka musuh?
Saat aku menyiapkan senjataku, siap bertarung kapan saja, kelompok itu akhirnya menampakkan diri.
“Hah! K-kamu…!”
“K-kami telah menemukannya!”
“Eh”
Apa yang muncul adalah sekelompok manusia yang mengenakan jubah hitam serupa. Salah satu dari mereka, yang mengenakan jubah yang sangat mewah, menunjuk ke arahku dan berteriak.
“Kau Yuuya Tenjou, bukan?”
“Ba-bagaimana kamu tahu tentang aku?”
Aku terkejut mendengar namaku disebutkan oleh kelompok orang asing ini, dan pria berjubah mewah itu mulai melantunkan semacam mantra kepadaku!
“Bahaya! Yuuya, menghindarlah!”
“Gaaaaaa!”
Yuti dan Night segera bereaksi terhadap lawan itu dan menyerang pria yang mengucapkan mantra itu.
Tetapi serangan itu dihentikan oleh sekelompok orang yang berdiri di belakangnya, menempatkan tubuh mereka di barisan untuk memblokirnya!
“Woof!”
“Heran. Perkembangan ini tidak terduga…!”
“H-hei, apa yang terjadi?”
Saat semua orang bingung dengan situasi yang tidak bisa dipahami, seorang pria berjubah mewah tersenyum penuh kemenangan.
“Kukuku… Hahahahahahaha! Sudah terlambat! Di sini dan sekarang, keinginan lama kami akhirnya tercapai!”
“Apa-?”
Beberapa saat berikutnya, cahaya yang sangat kuat keluar dari tangan pria itu, dan lingkaran sihir dengan aura yang agak tidak menyenangkan muncul di sekitar kakiku!
“Aku tidak bisa bergerak!”
“Tidak mungkin!”
“Yuuya!”
Aku pun mati-matian mencoba melarikan diri dari lingkaran sihir, tapi untuk beberapa alasan, tubuhku benar-benar tidak bisa bergerak, dan aku tidak bisa bergerak!
“Yuuya!”
Kemudian, seperti yang diharapkan, bahkan Ouma-san tidak memperkirakan situasi ini. Ouma-san, yang biasanya tidak mau membantu, melepaskan sihir untuk melenyapkan lingkaran sihir di sekitarku.
Tapi──.
“Apa-? T-tidak mungkin!”
Anehnya, bahkan serangan Ouma-san tidak mampu melenyapkan sihir yang mengikatku!
“Tidak berguna! Sihir itu diciptakan oleh si sage terkutuk itu! Setelah diaktifkan, tidak ada cara untuk kabur darinya!”
“Sihir Sage?”
Mendengar kata-kata pria itu, aku akhirnya mengerti alasan hawa kehadiran Sage-san yang disebutkan Ouma-san sebelumnya.
“Hei!”
“Yuuya!”
“Woof!”
Kagurazaka-san dan yang lainnya dengan panik mengulurkan tangan mereka, tapi kekuatan sihir yang terpancar dari lingkaran sihir bahkan menolak gangguan fisik.
Kemudian, dengan ekspresi gembira di wajahnya, pria itu berteriak ke langit.
“Sekarang, saatnya kebangkitan Dewa kami!”
“Woof! Woof!”
“Buhi! Buhi!”
“Pi!”
Saat lingkaran sihir bersinar dalam menanggapi kata-kata pria itu, pandanganku menjadi gelap.
***
“Huh!?”
Saat penglihatanku yang gelap secara bertahap mendapatkan kembali cahaya, aku perlahan membuka mataku dan──.
“Eh?”
Sebuah tebasan datang ke arahku dengan kecepatan yang luar biasa dan tepat di depan mataku!
“Eeehhh!”
Aku berguling untuk menghindari serangan, tetapi untuk beberapa alasan, hal itu terus datang.
“T-tunggu sebentar! Apa-apan tadi itu?”
"!"
Saat aku mati-matian menghindari serangan sambil berteriak, badai serangan tiba-tiba berhenti.
“A-apa ini sudah berakhir…?”
Aku melihat sekeliling, mengatur napas, dan melihat sesosok orang.
Dia adalah seorang pria muda yang terlihat sedikit lebih tua dariku, tapi aku terkejut saat melihatnya sekilas.
Dia memiliki rambut putih bersih dan mata biru jernih.
Pemuda itu memancarkan hawa kehadiran yang halus dan ilahi yang membuatku merasa seolah-olah dia bukan dari dunia ini.
Saat aku menatapnya dengan kekaguman sembari terengah-engah, pemuda itu tidak menunjukkan tanda-tanda kegelisahan sama sekali dan berkata dengan sikap yang tidak terpengaruh.
“──Siapa kamu?”
“Eh?”
Aku terlalu tercengang bahkan untuk menjawab pertanyaan pemuda itu, yang begitu sempurna dalam segala hal bahkan suara yang keluar dari mulutnya.
Kemudian…
“Yah, terserahlah. Aku tidak tahu siapa kau, tapi… karena dia pergi dan kamu muncul, kurasa kau sama seperti dia.”
“Eh? Eh, tunggu!”
Seolah-olah dia tidak perlu lagi berbicara, pemuda itu mengangkat pedangnya dan mengayunkannya dengan asal-asalan.
“───!”
Tapi serangannya lebih tajam dan presisi dari serangan yang pernah kulihat.
“Ini bukan waktunya untuk mengagumi!”
Aku pun bergegas kembali ke akal sehatku dan menghindari serangan pemuda itu lagi, tetapi tebasan lain sudah terbang di depannya seolah-olah dia tahu sebelumnya bahwa aku akan pindah ke sana!
“Tidak mungkin!”
Bahkan untuk “Sword Saint” Iris-san, prestasi seperti itu adalah hal yang mustahil.
Sebaliknya, semua serangan dari pemuda itu begitu luar biasa sehingga serangan Iris-san dibayangi, dan semua tebasan dari ayunan acaknya sudah jauh melampaui kemampuan Sword Saint.
Aku ingin merenungkan ini lebih hati-hati, tetapi situasi saat ini tidak memungkinkan aku untuk melakukannya.
Terlempar ke udara, aku memutuskan bahwa itu tidak mungkin untuk dihindari tidak peduli bagaimana aku mencobanya, dan meskipun tidak mau bertarung, aku mengeluarkan [Omni-Sword]ku dan mencoba untuk memblokir tebasan pemuda itu…
“Ugh!”
“!”
Entah bagaimana, sebelum aku bisa memblokirnya dengan [Omni-Sword], aku dipukul mundur oleh tebasan pemuda itu, seolah-olah bagaikan magnet yang saling tolak.
Aku terkejut ditolak oleh kekuatan misterius, tetapi kekuatan itu lebih kuat dari yang pernah kurasakan sebelumnya, dan karena aku berada di udara, aku pun terpental sebelum diriku sempat berdiri di tanah.
Dalam situasi yang aku tidak tahu mengapa, aku berhasil menyesuaikan sikapku, mendarat dengan baik, dan segera bersiap untuk serangan lanjutan dari pemuda itu.
Tapi──.
“Eh… dia tidak ada di sini!”
“──Mengapa kau memiliki pedang itu juga?”
“Gah!?”
Dalam sekejap, pemuda itu meraih lenganku dan menjatuhkan diriku ke tanah. Pemuda itu kemudian diam-diam bertanya padaku, mengarahkan pedangnya di leherku.
“Biarkan aku bertanya lagi padamu. Mengapa kau memilikinya?”
“A-Apa maksudmu──”
Aku baru saja akan mengatakan itu ketika mataku terbelalak ketika melihat senjata di tangan pemuda itu.
Karena…
“I-itu… [Omni-Sword]!”
Apa yang pemuda itu pegang tidak lain adalah pedang yang aku pegang di tanganku sekarang [Omni-Sword].
Tapi tidak mungkin dua [Omni-Sword] ada pada saat yang sama.
Yang aku warisi dari Sage-san seharusnya yang asli.
Alasan mengapa serangan pemuda itu diblokir oleh sesuatu yang tidak terlihat sebelumnya adalah karena tabrakan antara Omni-Swords yang dapat memotong apa saja?
Jika salah satu pihak kalah, itu akan menimbulkan kontradiksi.
Jadi di dunia ini, ketika situasi akan menciptakan kontradiksi itu, ada kekuatan yang bekerja untuk menghentikannya…
Ketika aku tidak dapat menjawab pertanyaan pemuda itu karena pikiranku tidak dapat mengikuti situasi yang tidak dapat dijelaskan, dia menatapku, memikirkan sesuatu, dan diam-diam melepaskan tangannya dari tanganku.
“Eh?”
“…Aku mengerti, meskipun aku tidak bisa memastikannya. Sepertinya kau bukan musuhku.”
“A-apa maksudmu…?”
Aku tidak tahu untuk alasan apa, tetapi untuk saat ini, aku lega dia telah memutuskan bahwa aku bukan musuhnya.
T-tidak, yang lebih penting, siapa sebenarnya pemuda ini?
Kurasa penglihatanku menjadi terasa gelap karena sihir orang-orang itu, dan kemudian tiba-tiba aku diserang oleh pemuda di depanku, daripada itu... di mana aku?
Aku melihat sekeliling lagi, tapi itu adalah tempat yang berbeda dari [Sarang Iblis Agung] yang baru saja aku masuki.
Sedangkan [Sarang Iblis Agung] dikelilingi oleh alam yang luar biasa, tempatku berada sekarang adalah... kebalikan dari itu, hanya hamparan tanah tandus tanpa tanda-tanda kehidupan sama sekali.
Kemudian, mungkin melihatku seperti itu, pemuda itu dengan tenang memberitahuku.
“Ini adalah [Tempat Pembuangan Dunia]. Ini adalah tempat di mana semua emosi negatif dunia berkumpul.”
“E-emosi negatif? Itu berarti…?"
“──Ya, dari situlah aku berasal.”
“Kuro!”
Sementara aku tidak punya banyak kesempatan untuk berbicara dengan Kuro baru-baru ini, sudah lama sekali aku tidak mendengar suaranya.
Tapi sekarang, sebelum aku bisa merasa bahagia tentang itu, aku lebih peduli dengan apa yang dikatakan Kuro.
“T-tunggu. Jika yang kau maksud adalah tanah kelahiranmu, maka... ini adalah markas Evil?”
“Yah, Begitulah. Bagaimanapun, Yuuya. Kau, jangan pernah main-main dengan pria itu, oke? ”
“Eh?”
Kata-kata Kuro, yang tampaknya lebih serius dari sebelumnya, diwarnai ketakutan, dan aku pun bingung.
Bahkan dengan Avis, Kuro tidak pernah terlihat ketakutan seperti ini, tapi dia sangat ketakutan dengan pemuda di depanku.
“Jangan terlalu takut. Aku tidak punya niat untuk melakukan apapun padamu.”
“A-Aku senang kalau begitu… Eh, tunggu, kau bisa mendengar Kuro?”
“Ya.”
Aku hanya tercengang dengan cara santai dia mengatakannya.
S-siapa sih... orang ini?
“Namaku Zenovis.”
──Pemuda di depanku memberi tahuku seolah-olah dia telah mendengar pikiran batinku.
TL: Sui-Chan EDITOR: Drago Isekai | ||
<<-PREV | TOC | NEXT->> |