Lazy Dungeon Master Light Novel Bahasa Indonesia Vol 16 : Chapter 1 - Part 3
Lazy Dungeon Master Light Novel Bahasa Indonesia Volume 16 : Chapter 1 - Part 3 |
||
---|---|---|
Font Size :
|
|
|
Untuk laporan hari ini, aku merasuki burung itu daripada Narikin secara langsung. Aku melihat sekeliling dan menemukan bahwa Narikin berada di sebuah ruangan yang terbuat dari kayu... atau dengan kata lain, sebuah ruangan di dalam kapal. Sepertinya mereka menuju ke Kerajaan Suci dengan kapal. Aku berkomunikasi dengan Narikin menggunakan {Telepathy}.
“(Tes, tes. Bagaimana keadaannya? Pasti berjalan dengan baik jika kau berada di atas kapal.)”
“Master. Merasuki burung hari ini?” Jawab Narikin.
“(Ya. Mungkin tidak ada hal penting yang harus dilaporkan hari ini, dan ini lebih mudah untukmu, ya?)”
Narikin membuka sangkar burung dan membiarkanku keluar. Dia terlihat sepertiku, tapi dia cukup perhatian.
Aku terbang dan mendarat di bahu Narikin. “(Setelah kupikir-pikir, mungkin kita bisa menggunakan Pedang Magis untuk ini daripada burung.)”
“Tuan Keima. Sebaliknya, lebih sulit untuk merasuki benda mati. Meskipun aku tidak tahu sejauh mana kekuatan fungsi Dungeon, dan Living Armor kemungkinan tidak akan kesulitan untuk melakukannya,” Jawab Toi. Itu masuk akal.
“Memang. Saya mungkin bisa melakukannya, tetapi saya tidak tahu jika itu Rokufa,” Kata Narikin.
“(Yep...Tunggu, apa kau baru saja memanggil Rokufa dengan namanya?)”
“Ya, karena tidak ada masalah dalam melakukan itu.”
Dia ada benarnya. Eh... Apa dia hanya memanggilnya “istriku tercinta” pada awalnya atas perintah Rokuko?
“Saya memanggilnya ‘istriku tercinta’ ketika di depan umum, tentu saja. Bukankah begitu, istriku tercinta?”
“Memang, sayang…” Jawab Rokufa, lalu berkedip-kedip.
“Nngh? Ah, apa yang terjadi di sini?”
“Hm? Ada apa, Rokufa? Aaah... Nyonyaku ada di sini.”
Aura Rokufa berubah dalam sekejap. Oh, jadi seperti itulah momen ketika dirasuki, pikirku sambil melihat Rokufa yang bertukar jadi Rokuko.
“(Ayolah, Rokuko. Katakan sesuatu sebelum kau merasukinya.)”
“Tunggu, itu kau, Keima...? Imut sekali!”
“(Guh?! Berhenti!)”
Rokufa (Rokuko) langsung menangkapku, dan aku mengepakkan sayapku sebagai protes. Aku entah bagaimana berhasil mengeluarkan sayap kananku, yang kupukul-pukulkan pada tangannya. “Kau banyak berkicau, tapi kau tahu aku tidak mengerti burung, kan? Eheheh, Imuut, Imuutnya.”
“(Pembohong! Aku menggunakan telepati, Kau bisa mendengarku!)”
“Tidak, aku tidak bisa.”
“(Jika kau tidak bisa, kamu tidak akan menjawab!)”
Dia mengelus kepalaku. Oho. Itu menggelitik; Aku hampir membuat suara-suara aneh.
“Erm, saya percaya Master meminta Anda melepaskannya.”
“Ah, benarkah? Tapi aku baru saja akan menempelkannya di belahan dadaku. Di sini, di mana itu akan sangat nyaman.”
“Saya meminta supaya anda berhenti.”
Atas desakan Narikin, Rokufa melepaskanku. Syukurlah aku menghindari mempelajari apa yang dia rencanakan untuk dilakukan dengan diriku di belahan dadanya. Aku duduk kembali di kepala Narikin.
“(Bleh... Rokuko jadi begitu, gimana ya ngomongnya, agresif akhir-akhir ini... Susah buat gue ngeladeninnya.)”
Toi mengulurkan tangan saat aku mengembalikan buluku ke tempatnya. “Mengenai itu, Tuan Keima. Bolehkah saya berbicara?”
“(Katakan saja.)”
“Sudah jadi hal umum di bar Pavella bagi pria untuk berbicara tentang betapa seksinya para biarawati di Goren. Mungkin mereka yang bertanggung jawab?”
“(Menurutmu Succubi adalah pengaruh buruk padanya...?)”
“Memang. Bagaimanapun, dungeon dipengaruhi oleh konsep yang mengelilinginya.”
Hm? Aku memiringkan kepala kecil dari burung yang kurasuki.
“(Ikut terpengaruh, maksudmu seperti hal itu? Seperti, pengaruh ilahi?)”
“Memang. Bagaimanapun, dungeon adalah demigod, dan tentu saja mereka akan terpengaruh bahkan oleh reputasi mereka. Apakah Anda... tidak menyadari hal ini?”
“(...Apa?)”
Para dewa di dunianya, semuanya memiliki kekuasaan mereka sendiri. Karena Dungeon Core adalah demigod, bisa dibilang mereka menguasai dungeon mereka sendiri... Ya, oke, itu masuk akal. Setelah kupikir-pikir lagi, aku merasa seleranya dalam wine, tempat tidur, makanan, dan bahkan kecerdasannya sejak awal memang berada di bawah pengaruh dungeon.
“(Benar. Dalam kasus kami, seluruh kota adalah bagian dari dungeon.)”
“Saya percaya kepribadiannya sendiri tetap menjadi kekuatan dominan, tapi dia pasti sedang dipengaruhi.”
Yang berarti, singkatnya, agresivitas Rokuko akhir-akhir ini sebagian karena, apa... dungeon, atau lebih tepatnya kota, mendapatkan reputasi yang semakin mesum? Itu sebabnya aku sangat menderita akhir-akhir ini? Aku melirik Rokufa (Rokuko).
“Kepalaku rasanya seperti berputar... Sepertinya aku baru saja mabuk," Katanya.
“Itu karena kita berada di kapal. Tanah berguncang di bawah kami,” Kata Narikin menjelaskan untuk membantu.
“Perjalanan dengan kapal... Oh tunggu, ini berarti kita sedang di laut? Aku pernah bermain di pantai sebelumnya, tetapi ini adalah pertama kalinya aku berada di perairan terbuka. Aku ingin mengintip ke luar.”
“Kalau begitu, bolehkah saya menyarankan untuk kembali besok sore? Saat ini malam hari, dan sulit untuk melihat dalam kegelapan di perairan terbuka, jadi kami dilarang naik ke dek karena alasan keamanan.”
Rokufa dan Narikin sedang mengobrol sendiri sementara Toi dan aku berbicara. Itu mungkin imajinasiku bahwa dia merasa sangat seksi, tapi... Untuk saat ini, aku perlu memastikan para biarawati mengganti pakaian sebelum kekuatan Succubus mereka mengubah mereka menjadi sesuatu yang lebih seksi. Frekuensi akan menjadi kunci di sini.
Aku mengakhiri proses merasuki dan kembali ke Ruang Master Dungeon, di mana Rokuko sedang tidur tanpa daya di sampingku. Aku cukup yakin dia tidak ada di sana ketika aku pergi tidur.
Mata Rokuko terbuka, lalu menatapku dengan mata birunya yang indah dan tersenyum.
“Pagi, Keima. Kau tidak harus pergi sendiri seperti itu; panggil aku dulu.”
“Eh, mereka bilang mereka bepergian dengan kapal hari ini, ingat? Kupikir pertemuan itu akan selesai dalam sekejap.”
“Ya ampun! Mengapa kau bahkan berpikir kami mendapatkan Rokufa di tempat pertama? Astaga,” Kata Rokuko dengan benar, memutar rambut pirangnya yang halus di sekitar jari.
Jika rumor tentang kota memiliki pengaruh sebesar ini, rumor tentang dungeon pasti lebih berpengaruh. Aku harus mengingat ini saat membuat dungeon mulai sekarang. Yang berarti, singkatnya, ide murahan Neruneh akan dibuang begitu saja. Yep.
***
Aku menghabiskan beberapa hari berikutnya mengamati lautan terbuka yang luas dengan Rokufa (Rokuko) dan memajukan jadwal renovasi dungeon, sampai akhirnya kelompok Narikin mencapai kota pelabuhan Pashiri di Kerajaan Suci. Kami telah berhasil memasuki negara itu, dan masih bisa merasukinya tanpa hambatan. Penyelidikan kami akhirnya bisa dimulai. Rokuko dan aku merasuki Narikin dan Rokufa, lalu berdiri di tanah Kerajaan Suci.
“Istriku, kita akhirnya mencapai Kerajaan Suci,” Kataku padanya.
“Mhm, kita memang sudah sampai, sayang!”
Bangunan Kerajaan Suci, atau setidaknya bangunan di Pashiri, berwarna putih, bangunan berbentuk persegi yang terbuat dari apa yang tampak seperti mortar— tidak terlalu berbeda dari Pavella, kecuali dalam satu hal. Aku melihat beberapa pilar yang mirip dengan yang ada di kuil dengan dekorasi bubungan vertikal.
Itu, dan pakaian serta wajah orang-orangnya juga terlihat sangat berbeda.
“Apakah ini seharusnya Yunani?” Tanyaku dengan suara keras.
“Apa yang kau bicarakan? Ini adalah Kerajaan Suci.”
Tampaknya pakaian umum di Kerajaan Suci seperti tirai putih yang membungkus di sekeliling diri dengan gaya yang mengingatkanku pada Yunani kuno. Sebagian besar orang di jalan utama mengenakan pakaian bergaya toga. Kelompok Narikin telah berganti pakaian sebelum turun dari kapal, jadi mereka mengenakan pakaian yang sama. Toi telah mendapatkannya, dan berkat itu kami langsung berbaur.
“Kita akan sangat menarik perhatian jika mengenakan pakaian normal kita... Bleh, aku bisa merasakan hembusan angin di selangkanganku,” Kataku.
“Kamu biasanya memakai celana... atau baju besi, kurasa, dalam kasus Narikin?" Terasa seperti memakai rok. Meskipun maksudku, aku memang memakai pakaian dalam.
Duh.
“Tuanku, nyonya, semakin tinggi status seseorang di dalam Kerajaan Suci, semakin berenda pakaian mereka,” Kata Toi, masih mengenakan pakaian pelayan sederhana yang dia dapatkan di Pavella. Tampaknya itu cukup baik untuk para pelayan.
“Oh. Kurasa itu berarti status kita cukup tinggi, kalau begitu?” Tanya Rokufa.
“Kritis seperti biasanya, Nyonya. Anda tampak sangat arogan, terutama dengan burung peliharaan.”
“Arogan? Betulkah...?” Gumamku. Tetap saja, hanya para manusia yang memiliki pakaian berat seperti itu.
Segelintir beastkin yang bisa kulihat membuntuti di belakang orang-orang yang memakai pakaian yang mirip dengan kami hanya mengenakan celana. Para pria setengah telanjang, dengan para wanita mengenakan potongan kain untuk menutupi payudara mereka, dalam apa yang bisa disebut tampilan klasik untuk seorang budak. Tatapan seperti orang mati mereka cocok dengan itu. Para elf juga mengenakan pakaian yang sangat jelek. Dwarf... sepertinya tidak ada di sini. Ataupun monster seperti orang-orang yang ada di Demon Realm.
Pada gilirannya, semua non-manusia secara universal mengenakan kerah budak.
“Sepertinya supremasi manusia mereka bukan hanya untuk pertunjukan.”
“Memang. Di negara ini, beberapa elf dan sejenisnya diizinkan menjadi pelayan, tetapi semua beastkin adalah budak. Bahkan ada hukum bahwa untuk beastkin bebas berjalan di jalanan adalah ilegal, dengan hukuman mereka bakal diperbudakan secara langsung.”
“Serius? Kita tidak akan berakhir sebagai penjahat karena melanggar hukum yang tidak kita ketahui, kan?”
“Saya yakin Anda akan baik-baik saja, karena negara ini cukup baik kepada manusia. Saya akan menyela jika saya menyadari akan ada masalah.”
Bagaimanapun, tampaknya beastkin yang mengenakan pakaian setengah layak di negara ini bakal dicurigai juga. Pakaian berenda dan mewah tidak mungkin. Mereka akan berkata di depan wajah mereka, “Mengapa kamu memakai pakaian yang lebih baik daripada manusia, dasar binatang?!” Beastkin adalah mainan seks terbaik dan yang terburuk bakal jadi perisai daging atau makanan monster. Tidak masalah apakah mereka beastkin anjing, beastkin kadal, atau apa. Burung (beastkin dengan sayap) diperlakukan sangat kasar karena mereka dianggap menghina Malaikat, pelayan Dewa Cahaya.
...Ya ampun, Beastkin benar-benar diperlakukan seperti sampah di sini. Tidak mengherankan mereka semua memiliki tatapan seperti orang mati di mata mereka.
Mm? Tunggu dulu, aku merasa pakaian Toi akan sangat menonjol kalau begitu. Bagaimanapun, dia adalah beastkin... Atau tunggu, sekarang setelah kulihat, ekor dan telinganya hilang.
“Hah. Apa yang terjadi dengan telinga dan ekormu?”
“Aku menghapusnya dengan minuman magis yang dikenal sebagai kemonocution. Secara alami, mereka adalah merek Chaos. Oh, dan jangan takut. Tidak akan ada masalah jika muslihat itu terungkap, dan itu juga tidak ilegal. Seperti yang Anda lihat, saya mengenakan kerah, seperti yang diwajibkan dari diriku,” Kata Toi sambil tersenyum, menunjuk kerah yang bahkan tidak cocok untuknya. Dia benar-benar seorang budak dalam nama saja.
Dia adalah orang yang memimpin di sini saat dia membimbing kami di jalan. Entah dia pernah ke sini sebelumnya, atau dia hanya tidak takut, tapi bagaimanapun dia adalah sekutu yang dapat diandalkan di sini, di tanah yang tidak dikenal ini.
“Oh ya, kalian berdua. Kalian adalah bangsawan petualang, diberikan status warga Kelas Dua. Memiliki kedudukan yang mudah disiapkan secara resmi karena baronase Anda di kekaisaran. Yang menyenangkan bahwa Kalian bukan warga negara Semi-Kelas-Dua, bukan?”
“Apa perbedaan di antara keduanya?”
“Warga Kelas-Dua dapat menuntut warga Kelas-Satu, yang membuat mereka lebih nyaman secara umum.”
Yang berarti warga Semi Kelas-Dua tidak bisa menuntut apapun yang terjadi? Itu pasti perbedaan antara rakyat biasa dan bangsawan, oke. Aku mengerti.
“Dengan demikian, manusia jarang terkena kekerasan, jadi saya tidak percaya ini akan relevan. Dan jika sesuatu terjadi, cukup anda gumamkan saja kata-kata ini, ‘Bleh, ini buang-buang waktu, aku hanya ingin mengacaukan beberapa dungeon,’ seolah-olah itu adalah perasaanmu yang sebenarnya. Itu akan menyelesaikan sebagian besar insiden dengan damai,” Katanya. Rokufa (Rokuko) dan aku bertukar pandang, tidak begitu yakin apakah itu lelucon atau bukan, dan terus mengikutinya.
Akhirnya kami sampai di penginapan tempat kami menginap. Kami dipandu ke kamar kami, yang didekorasi seperti kamar Pavella dan memiliki ranjang yang sama kerasnya.
“Jadi, apa rencananya?” Kataku.
“Em, Tuanku? Saya percaya itu adalah keputusan Anda. Mengapa kita datang ke Kerajaan Suci sejak awal?” Tanya Toi secara retoris.
Mengapa kami datang, lagi? Oh, eh, bercanda. Tentu saja aku ingat.
“Bertamasya, kan?” Kata Rokufa(ko) menyarankan.
“Tidak, ini pekerjaan dari Haku. Kenapa kau menjadikan ini bulan madu?” Aku mencubit pipinya. “Pokoknya, mudah-mudahan di suatu tempat ada hal yang secara jelas tampak mencurigakan. Kita harus pergi mengumpulkan beberapa intel.”
“Dalam hal ini, saya memiliki beberapa informasi yang berharga. Dungeon buatan dikenal di negara ini sebagai ‘dungeon yang dikelola dengan baik.’ Saya akan mencarinya juga. Sementara itu, ada sesuatu yang saya inginkan supaya kalian berdua lakukan. Bolehkah saya menyampaikan hal itu?” Kata Toi.
“Apa, kau ingin kami mengambil misi guild di sini?”
“Bukan. Bertamasya,” Kata Toi, dengan seringai jahat.
Itu lebih efisien untuk mengumpulkan informasi di tempat-tempat dengan banyak orang. Dengan kata lain, memang penting untuk pergi ke tempat-tempat dengan banyak orang—tempat-tempat wisata. Yang berarti pergi jalan-jalan. Tampaknya.
Narikin dan Rokufa sama-sama memiliki kredensial petualang, jadi mereka bisa bekerja di serikat petualang Kerajaan Suci (yang bekerja sama dengan Kekaisaran untuk memastikan peringkat yang sama), tapi... Kami tidak ingin terluka saat melakukan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan Pekerjaan Haku, jadi meskipun kami melakukannya, itu hanya pekerjaan yang lebih mudah.
Tamasya itu, lalu? Nah, kami sudah datang sejauh ini. Mungkin perlu sedikit bersantai dan menikmati Kerajaan Suci juga.
***
Kami meninggalkan Pashiri Kerajaan Suci dan kembali ke Goren.
Aku meninggalkan kediaman Walikota dengan bantalku, berpikir bahwa berjalan-jalan sesekali akan menjadi ide yang bagus. Di peta, aku memiliki tempat yang sempurna untuk tidur siang sendirian di bawah sinar matahari. Itu adalah lokasi halaman belakang yang indah yang telah lama kuperhatikan.
Aku menepis beberapa semak, menemukan tempat teduh, dan mengatur tempat tidurku yang sempurna.
“Whew, hari damai lagi di Goren. Waktunya tidur,” Kataku dengan suara keras.
“...Apa kau benar-benar berpikir begitu?”
“Guh?!”
Aku buru-buru mendongak dan melihat Wraith... atau lebih tepatnya, Dolce.
“Apa ide besarnya?"
“Tidak ada, hanya... Kau tentu sering tidur siang. Kau lupa bahwa para pembunuh masih akan datang, bukan?”
“T-Tidak? Dengar, aku secara heroik membiarkan diriku menjadi umpan.”
“Mhm, kalau begitu kau seharusnya menghubungiku dulu. Haku menugaskanku untuk menjadi pengawal, tahu…” Dolce menghela nafas berat dan putus asa. Eh, ya maaf?
“Tapi tunggu, tidak, kupikir pembunuh tidak datang untuk sementara waktu?”
“Anak anjingmu baru saja memburu satu di rumah. Dia anjing penjaga yang baik.”
Serius? Dan Niku mengatasinya? Kurasa aku perlu mengirim beberapa kata ucapan selamat.
“Oh, ngomong-ngomong, Keima. Bagaimana penyelidikanmu di Kerajaan Suci?”
“Bawahanku berhasil mencapai Kerajaan Suci dengan selamat. Tidak ada masalah dengan merasuki.”
“Bagus kalau begitu. Oh, serta, si pembunuh membocorkan sedikit informasi,” Kata Dolce, menyerahkan beberapa kertas. Aku akan berbagi informasi dengan kelompok Narikin pada laporan terjadwal hari ini atau sesuatu.
“Aku akan menyingkirkannya sendiri. Nah, kalau begitu aku permisi dulu. Kau dapat beristirahat dengan tenang, seperti sebelumnya. Aku akan menjagamu dengan ketat. Pertimbangkan kelumpuhan tidur yang kuberikan sebagai bonus yang bagus.”
“Kurasa itu akan membuatku lebih sulit untuk tidur...”
Kebetulan, dia benar-benar memberiku kelumpuhan tidur. Itu adalah semacam pengalaman hidup yang berharga entah bagaimana... Tapi bagaimanapun juga. Aku menyampaikan informasi kepada kelompok Narikin sesegera mungkin, pada laporan hari itu.
“(Sepertinya ada beberapa petinggi di Underling yang mencoba membunuhku. Kita tidak perlu membunuh mereka sebagai balasannya atau apa pun, tapi sebaiknya kita memeriksanya.)”
“Kota Underling, katamu? Master, sungguh suatu kebetulan. Kami sudah pergi ke Sunblessed setelah pertemuan intelijen hari ini,” Kata Narikin sambil mengangguk. Mereka tinggal di sebuah penginapan dengan tempat tidur yang lebih besar dari penginapan kemarin— sepertinya itu karena mereka telah bergerak berkat beberapa informasi. Mereka pasti termotivasi. “Menurut informasi dari Toi, Underling adalah kota yang dibatasi secara eksklusif untuk manusia meskipun memiliki motto, ‘Semua sama di bawah cahaya Tuhan.’ Benarkah itu, Toi?”
“Memang. Dan seperti yang mereka katakan, semakin banyak orang berbicara tentang kesetaraan, mereka pun semakin mencurigakan.”
“(Ya, mereka cenderung paling berprasangka buruk.)”
Dan di atas itu, Underling mengumpulkan orang-orang dengan memuji bahwa rakyat biasa Kelas-Dua dan Kelas-Tiga bisa bekerja sama di sana. Mereka bertanya lebih jauh, dan mengetahui bahwa kemungkinan besar mereka memiliki dungeon tersembunyi.
“Kupikir pertama-tama kita akan pergi ke ibu kota suci Orka Zeri, tapi sepertinya ini mungkin lebih efisien,” Kata Toi menyimpulkan.
“(Baiklah. Teruslah bergerak ke Underling, kalau begitu.)”
“Dimengerti, Master.”
Mereka bertiga membungkuk padaku (dalam bentuk burungku).
“(...Ngomong-ngomong, apa yang terjadi di sini?)”
“Apa maksudmu…?”
“(Rokufa, eh, tidak banyak memakai pakaian, dan begitu dekat...?)”
Memang. Aku hanya melihat Narikin dan Toi dengan tajam, tapi Rokufa... nyaris tidak mengenakan apapun dan duduk di sisi ranjang ekstra besar, sepertinya berukuran untuk pasangan tidur bersama. Dan di sampingnya adalah Narikin. Aku telah menatap ke arahnya, tapi yah, eh. Mereka sepertinya berencana untuk tidur tepat setelah laporan dan pengisian batu magis, tetapi terlepas dari apakah Rokuko ada di dalam, aku tidak tahu harus melihat ke mana, dan karena dia pada dasarnya kembaran Rokuko, eh, yah, itu sulit.
Menebak-nebak pikiranku, Toi menyeringai. “Ya ampun. Anda pasti tahu kan kalau keduanya adalah pasangan suami istri? Tidak ada yang aneh sama sekali tentang seorang istri yang mengenakan gaun tidur ke tempat tidur. Apa ada yang salah dengan mereka yang begitu dekat...? Ah! Oh, begitu, maafkan aku karena tidak menyadarinya lebih awal. Nyonya, Anda adalah milik Keima. Anda harus menanggalkan sisanya.”
“Kesalahanku. Permisi,” Kata Rokufa, mencoba menelanjangi lebih jauh atas dorongan Toi. Aku buru-buru menghentikannya.
“Tidak! Sebaliknya, sebaliknya! Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku tidak ingin kamu mengekspos kulitmu sebanyak itu! Toi, jika kau terlalu banyak main-main, aku akan membuatmu merasakan akibatnya!”
“Oooh, menakutkan sekali. Ahahaha!”
Astaga, kau terdengar seperti Leona. Meskipun Leona akan lebih buruk tentang itu.
“(Narikin, kau juga harus menghentikannya supaya tidak malu-maluin.)”
“Hm, aku mau? Rokufa, pakai ini sekarang,” Kata Narikin, mengeluarkan kardigan dari {Storage} dan meletakkannya di bahu Rokufa.
Ya, dia terlihat sangat tampan di sana. Dia memiliki wajahku, tapi dia jauh lebih keren sekarang. Bleh.
“Tidak tahu malu? Tapi Nyonya Rokuko berkata aku hanya boleh menunjukkan kulitku pada suamiku, Narikin, dan anda, Master. Saya menganggap diri saya sebagai istri yang cukup suci, tetapi apakah saya salah?”
Monster dungeon pasti sedikit kacau di kepalanya... Oh tunggu, atau apakah pemikiran Rokufa lebih normal? Aku melirik Toi.
“Mm. Saya percaya pemikirannya akan cukup universal di Kerajaan Suci, dan di antara pengikut Gereja Cahaya. Bagaimanapun, ini adalah poliamori, dan seorang istri yang menunjukkan kulitnya hanya kepada dua pria akan sangat penurut.”
“(Polyamory, seperti, dua arah? Kupikir aku mungkin ingat High Priestess Alca pernah mengatakan sesuatu seperti itu.)”
“Selama mereka memiliki sumber daya, dan semua mitra setuju, hukum tidak melarangnya. Sudah menjadi hal umum bahkan di antara warga Kelas-Dua dan di bawahnya untuk memasuki dungeon sebagai sebuah party, dan berakhir dengan sebuah keluarga.”
Di Kerajaan Suci, adalah hal normal bagi setiap unit keluarga untuk memiliki banyak suami dan istri, dengan mereka membentuk lebih banyak kolektif daripada yang kebanyakan orang anggap sebagai keluarga. Dan bagi mereka yang sangat terampil, mereka bahkan bisa mendapatkan harem (atau reverse harem).
“(Terasa seperti itu akan menyebabkan masalah dengan suksesi.)”
“Anak-anak yang lahir dibesarkan sebagai anak-anak dari semuanya. Budaya negara ini mengutamakan pendidikan dan keterampilan daripada garis keturunan, jadi tidak ada masalah yang berarti.”
Meskipun garis keturunan tidak sepenuhnya tidak relevan, penerus cenderung menjadi anak-anak yang lebih terampil dan berpendidikan. Tampak lebih baik daripada hanya membabi buta menggunakan anak sulung setiap kali.
Selanjutnya, untuk party dungeon... Rupanya koordinasi mereka meningkat secara signifikan setelah mereka menjadi keluarga. Tidak ada lagi pihak yang berpisah karena masalah hubungan. Membesarkan anak juga lebih mudah dengan begitu banyak orang. Anak-anak akan dididik oleh masing-masing orang tua mereka, yang masing-masing akan berspesialisasi dalam bidang yang berbeda karena peran partai mereka, dan dari sana anak akan memilih peran yang sesuai dengan diri mereka sendiri... Ada banyak kebaikan di sini, sepertinya.
Kupikir ini semua hanya aturan bagi petinggi untuk membuat harem legal, tetapi sebenarnya itu logis.
“(Aku tidak tahu harus berkata apa... Sistemnya agak memperjelas betapa bertekadnya mereka untuk menghancurkan dungeon.)”
“Ini mungkin juga merupakan produk sampingan dari keinginan mereka untuk meminimalkan konflik di antara anak-anak manusia untuk lebih lanjut masuk ke dalam supremasi manusia.”
Benar. Sangat mudah untuk membedakan anak-anak beastkin dari anak-anak manusia. Dan beastkin akan lebih cocok untuk peran tempur. Jika seseorang menginginkan party untuk menaklukkan dungeon, memiliki keseimbangan yang lebih baik akan sangat penting untuk kemajuan yang cepat.
Oke, ya, Kerajaan Suci adalah sesuatu yang lain.
“Serta, Tuan Keima. Kekaisaran juga memiliki sistem bagi bangsawan untuk memiliki banyak suami dan istri, meskipun rakyat biasa terbatas hanya pada satu.”
“(Nah, itu sesuatu yang lebih aku kenal. Rokufa, jangan terlalu terinfeksi oleh Kerajaan Suci. Kita hanya di sini untuk misi penyusupan.)”
“Ah! Begitu ya. Itu masalahnya, saya mengerti. Sesuai keinginan anda,” Kata Rokufa, menundukkan kepalanya setelah mengenakan kardigan dengan kuat.
Kau mendorong payudaramu bersama-sama dan menyoroti belahan dadamu saat kau melakukannya, tahu. Serius, lebih berhati-hati.
Aku mengakhiri sesi merasuki dan kembali ke Goren. Hari ini aku mencoba merasukinya dari kamar penginapan daripada dari Ruang Master. Kemudian aku melihat seseorang berada di dalam futonku. Hal itu terasa sangat akrab, dan puncaknya menunjukkan Niku telah menyusup ke dalamnya. Dia datang untuk melayani sebagai bodyguard-/-dakimakura-ku.
Sungguh pekerja keras.
Bagaimanapun, ini adalah waktu tidur di Kerajaan Suci, dan ini adalah waktu tidur di sini. Aku memutuskan untuk langsung tidur dengan Niku.
“Nnm... Master...?”
“Oh, apa aku membangunkanmu? Maaf ya.”
“Tidak, aku sudah bangun…” Kata Niku bergumam, tapi mengingat bagaimana dia menempelkan wajahnya ke wajahku dengan mengantuk, mungkin bukan itu masalahnya. Dia jelas baru saja bangun.
“Ngomong-ngomong, Niku, Dolce memberitahuku bahwa kamu menangkap seorang pembunuh? Kerja yang baik."
“Ya,” Kata Niku saat aku membelai rambutnya. Dia mengibaskan ekornya dan mengendus bangga. Seperti biasa, dia hebat dalam menyampaikan emosi dengan segala sesuatu kecuali wajahnya. Itu sangat kontras dengan Toi, yang selalu tersenyum tetapi menyembunyikan emosinya.
“Kurasa kamu pantas mendapatkan semacam hadiah. Apa yang kau inginkan?”
“Lebih banyak pekerjaan dakimakura?”
“Nah, maksudku, kamu selalu melakukan itu. Aku berpikir, lebih seperti... membuat sesuatu dari orichalcum, mungkin. Apa yang kau inginkan?”
Aku sedang membuat Golem orichalcum seukuran ibu jari dengan teratur menggunakan Boss Spawner yang Father berikan padaku di masa lalu. Tidak akan terlalu sulit untuk membuat aksesori darinya.
“Kalau begitu, aku ingin pisau... Orichalcum itu ringan, bukan?” Tanya Niku.
“Bagaimana jika aku hanya membuat bilah dan ujungnya dari orichalcum? Itu akan membuat bobotnya setara, lalu hanya ketajaman dan kekerasannya yang akan berbeda.”
“Itu saja, kalau gitu.”
“Roger. Kurasa aku akan membuat dua karena kau menggunakan ganda. ”
“Bisakah aku meminta empat? Dengan Soto membuat dua salinan.”
“Kita bisa meminta Kobold menggunakan pisau tiruan. Tentu.” Jarang bagi Niku untuk meminta begitu banyak, dan aku dengan mudah mengangguk.
Dan dengan itu, aku menggunakan sedikit {Create Golem} untuk memodifikasi orichalcum. Aku mengganti pinggirannya dan ujung pisau besi dengan orichalcum. Pada dasarnya seperti menempa ulang pedang, meskipun tidak ada penempaaan yang dilakukan. Kebetulan, beberapa orang memiliki bias terhadap pedang temper, karena hal itu sering rapuh dan hancur berantakan. Singkatnya, karena orichalcum adalah kebalikan mutlak dari rapuh, ini akan menjadi pedang terkuat.
“Sekarang aku hanya perlu menyelesaikannya...”
Orichalcum terlalu sulit untuk diasah, jadi aku harus membuat bagian bilahnya juga... Aku hanya melunakkannya, lalu menjepitnya dari kedua sisi untuk membuatnya tipis. Aku menyelesaikan pekerjaan dengan membuatnya mempertahankan ketipisan. Haruskah aku membuatnya menjadi Golem Blade juga? Meh, kurasa itu akan kulakukan. “Nah, Selesai. Waktunya?”
“Empat dalam tiga puluh menit. Hebat.”
“Ini terimalah.”
“Terima kasih, Master.”
Ekor Niku bergoyang gembira saat dia memasukkan hal itu ke dalam sarung pedangnya. Seorang loli bergembira karena menerima senjata, hm...? Kupikir aku mungkin telah membesarkannya sedikit salah.
***
“Jadi begini, ya?” Kataku.
“Ini adalah ladang gandum yang cukup luas,” Jawab Rokufa-ko. Kami mengunjungi Underling saat meerasuki kelompok Narikin, dan menemukan itu adalah kota makmur yang dikelilingi oleh gandum seperti bagian utara Tsia. Namun, tidak seperti dataran datar di Tsia utara, ada banyak bukit kecil yang menghiasi lanskap, menyebabkan ladang naik dan turun mengikuti konturnya. Rokufa-ko meletakkan tangan di atas matanya dan bersiul sambil mengintip ke ladang gandum. Senang melihat dia bersenang-senang.
Tetapi bagaimanapun juga, tiba disana hanyalah langkah pertama. Aku sebenarnya perlu memikirkan bagaimana memulai penyelidikan.
“Itu mengingatkanku,” Kata Rokufa-ko. “Dolce menyebutkan bagaimana ukuran ladang tidak cocok dengan ekspor dan konsumsi internal mereka. Mungkin kita harus menyelidiki itu.”
“Ayolah, jika kau tahu hal-hal seperti itu, kau harus segera membagikan infonya.”
Jangan beri tahu aku bahwa mereka menggunakan betapa menjengkelkannya menghitung ukuran ladang sebagai metode anti-mata-mata.
“Kalau begitu, Tuanku,” Kata Toi, melangkah maju. “Bolehkah saya menyarankan untuk mengunjungi serikat pedagang? Saya yakin mereka mungkin mau berbicara kepada Anda jika Anda mengatakan Anda sedang menyelidiki kemungkinan mengimpor biji-bijian Kerajaan Suci.” ...Bukan ide yang buruk. Kurasa aku benar-benar akan melakukannya.
Aku memasuki kota, bergandengan tangan dengan Rokufa-ko, dan mengikuti arus orang ke serikat pedagang. Toi, untuk beberapa alasan, tahu persis di mana letaknya.
Seperti yang diharapkan, serikat pedagang adalah bangunan persegi dengan gaya Yunani. Itu sekitar dua, tiga kali lebih besar dari bangunan di dekatnya. Aku masuk ke dalam, dan melihat vas emas, patung batu laki-laki macho, dan meja negosiasi granit, di antara hal-hal lainnya.
Mataku agak sakit karena semuanya putih. Saatnya menatap tanaman hijau hanya untuk mengistirahatkannya.
“Mereka benar-benar menghasilkan banyak uang,” Kata Rokuko mengamati.
“Maksudku, mereka lebih baik. Mereka adalah serikat pedagang sialan itu,” Jawabku. Lebih baik bagi semua orang yang terlibat di sini bahwa organisasi pedagang benar-benar menghasilkan uang. Lebih baik daripada tidak memiliki cadangan untuk membantu ketika kau benar-benar membutuhkan uang.
Pokoknya, aku pergi ke konter... Tidak. Aku mengirim Toi sebagai gantinya. Jika aku pergi ke sana sendiri alih-alih mengirim pelayan terlepas dari statusku, aku sama saja hanya akan memohon agar mereka memandang rendah diriku.
Tidak lama kemudian, seorang karyawan guild datang untuk menyambutku.
“Selamat datang di serikat pedagang Underling. Saya Sentaku, kepala pegawai. Saya diberitahu bahwa Anda ingin mengimpor biji-bijian dari kota kami yang sederhana?” Katanya.
“Memang,” Jawabku, dengan martabat bagsawan yang bisa aku kumpulkan. Aku duduk di sofa yang ditawarkan kepadaku, di sisi lain meja granit. Toi berdiri di belakangku, sementara Rokufa-ko duduk di sampingku. Kebetulan, Tran (Narikin) dan Ceiver (Rokufa) sedang beristirahat di sangkar burung yang dipegang Toi, yang berarti mereka akan tahu semua yang kami lakukan.
“Aku tidak suka membuang-buang waktu,” Kataku singkat. “Berapa jumlah maksimum yang ingin Anda jual?”
“Maksimal? Hm... Mengingat ini adalah perdagangan pertama kami, saya akan mengatakan seratus karung. Dengan harga satu emas.”
“Hah! Satu koin emas harusnya bakalan cukup untuk membeli dua ratus karung. Apakah begini cara negara ini untuk menipu mitra bisnis sejak awal?”
“Ya ampun, maafkan kekasaran saya, Tuan.”
Dan selesai. Pertukaran itu hanyalah salam pedagang biasa di sini. Seorang bangsawan Kerajaan Suci umumnya akan membeli penawaran awal tanpa berusaha untuk bernegosiasi. Itu buang-buang uang, tetapi ada kehormatan dalam membantu aliran uang dan barang, atau sesuatu. Kebetulan, Toi telah menjelaskan semua ini kepadaku sebelumnya, seperti yang kau duga.
“Saya diberitahu bahwa Anda adalah bangsawan dari Kekaisaran Laverio, Tuan. Anda ingin berbisnis dengan Kerajaan Suci?”
“Tidak sebenarnya; ini adalah tambahan ketika aku bepergian dengan istriku untuk bulan maduku. Aku sedikit penasaran saat mendengar ada gandum murah yang bisa didapat di sini,” Kataku sambil memeluk bahu Rokufa-ko untuk menariknya lebih dekat denganku. Cara dia mencicit dan tersipu adalah citra seorang istri baru. Orang luar mana pun akan langsung percaya bahwa kami sedang berbulan madu.
“Tentu saja, jika kualitasnya dapat diterima, aku akan mempertimbangkan impor reguler.” (Keima)
“Saya paham, begitu ya. Padahal... Kalian sedang berbulan madu?”
“Memang. Akan jauh lebih sulit untuk bepergian setelah kita melahirkan anak. Kami hanya ingin bersenang-senang sebelum itu. Meskipun aku memahami pernikahan berbeda di Kerajaan Suci.”
Dan nyatanya, kami sudah memiliki anak yaitu soto.
“Sungguh, di tanah kami yang sederhana, Anda dapat melakukan perjalanan bahkan setelah melahirkan. Ada banyak lembaga untuk mengasuh anak. Mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk pindah ke Kerajaan Suci demi anak-anak Anda?”
“Ahaha, aku tidak berniat melakukannya saat ini. Kami selalu terikat dengan tanah air kami dalam satu atau lain cara, seperti yang orang-orang katakan. Meskipun mungkin aku dapat mempertimbangkannya jika aku menemukan Kerajaan Suci sangat menarik.”
Dan begitu saja, kami menyelidiki niat masing-masing sambil berbagi apa yang tampak seperti obrolan ringan yang tidak ada gunanya. ...Eh, Rokufa-ko, kenapa kau jadi kaku dan merona? Aku diam-diam menepuk bahunya dengan ibu jariku, mendorongnya untuk mengatakan kalimat yang telah kami sepakati.
“Ah! Em, um, sayang? Kurasa tempat ini agak membosankan. Aku ingin pergi ke suatu tempat di mana aku bisa berdiri dan bergerak.”
“Ah, maafkan aku. Tunggu sebentar, sayangku. Ahem... Sentaku, ya? Beri aku dua karung sebagai sampel. Satu perak cukup, ya?”
Aku mengeluarkan koin perak dari {Wallet}ku dan dengan malas menjatuhkannya di atas meja.
“Ya tentu. Apakah Anda memiliki {Storage}?”
“Tentu saja.”
“Sayaang. Bukankah gandum saja agak membosankan? Ayo beli barang lain juga. Benar? Variasi adalah bumbunya dari penaklukan dungeon, bukan?”
“Benar, sayang. Hm... Tambahkan beberapa makanan lokal ke dalam pesanan. Semakin langka, lebih baik. Kudengar banyak barang mengalir melalui Underling. Habiskan lima perak ini sesuai keinginanmu.”
Aku menambahkan lebih banyak perak, dengan kedok permintaan Rokufa-ko. Sentaku tersenyum pada tujuh perak kolektif, dan memasukkan satu ke dalam saku dadanya.
“Sesuai keinginan anda. Nyonya, Tuan Narikin. Tunggu sebentar.”
“Cepatlah sekarang,” Kata Rokufa-ko. “Waktu itu terbatas; setiap detik yang terbuang adalah detik yang bisa dihabiskan di dungeon.”
“Ya, cepatlah.”
Sentaku berdiri, memanggil seorang karyawan, dan menuju ke ruangan yang berbeda.
Kebetulan, idiom acak yang dikatakan Rokuko tentang dungeon diambil dari Alkitab Gereja Cahaya. Toi telah mengatur ini untuk kami. Di atas kertas, aku adalah seorang bangsawan kekaisaran yang terpesona oleh pengikut Gereja Cahaya yang taat. Itu tampak baik-baik saja jika itu berarti negosiasi yang lebih lancar.
Tak lama kemudian, Sentaku kembali dengan membawa dua karung gandum, satu karung kedelai, satu karung jagung, dan satu karung aneka buah-buahan. Jeruk, pisang, apel, melon, strawberry, anggur... Ehhh, sungguh ini membuatku jadi makin penasaran bagaimana semua ini sedang musimnya sekaligus. Mungkin mereka memiliki budak yang mempelajari {Storage}, kemudian menggunakannya sebagai lemari es penghenti waktu.
“Woow! Buahnya banyak sekali!” Seru Rokufa-ko.
“Hm, apakah Underling juga memiliki kebun buah?” Tanyaku.
“Memang, di pinggir kota.”
Aku melihat di antara melon dan stroberi. Keduanya tampak lezat, tapi...
“Beberapa dari buah-buahan ini sedang di luar musimnya, jika aku nggak salah. Menakjubkan. Bagaimana kalian membesarkannya?”
“Berkat Dewa Cahaya. Meskipun mereka tidak bertahan lama dan tidak cocok untuk sebagian besar perdagangan. Ini baru dipetik. Bagaimana menurutmu, nyonya?”
“Itu luar biasa! Dungeon benar-benar sampah, mengingat inilah yang bisa dilakukan oleh Dewa Cahaya!”
“Ooh, Anda tentu mengerti, nyonya! Banyak dari buah-buahan ini hanya bisa dimakan di sini. Mohon pertimbangkan Underling sebagai lokasi untuk sebuah vila.”
Wow, Kau benar-benar akan tergoda karena itu? Dia baru saja menyebut dungeon sampah dan kau sampe mau berlutut?
Lagi pula, dia bilang mereka baru saja dipetik. Mendapatkan buah di luar musim membutuhkan rumah kaca... dan jika tidak, maka dungeon buatan dengan buah.
Mudah-mudahan hal tidak diracuni entah bagaimana.
“Begitu ya. Aku memang mendengar Kerajaan Suci memiliki dungeon yang layak, dijalankan oleh tangan manusia... dungeon buatan, jika aku nggak salah?”
“Bolehkah saya bertanya di mana Anda mendengar itu...?” Tanya Sentaku, matanya menyipit saat dia menatapku mencari.
“Count Lodol di Pavella memberitahuku. Dengan kata-katanya, dia menerima Dungeon buatan dari High Priestess Alca. Aku belum bertemu dengannya untuk beberapa waktu, tetapi aku mendengar kota yang dia dirikan cukup sukses.”
“Oooh, begitu,” Katanya, sedikit menurunkan kewaspadaannya ketika aku membicarakan Count Lodol dan Alca. Memang benar bahwa Count Lodol telah menerima dungeon buatan. Meskipun dungeon sekarang dihancurkan, kota itu berkembang berkat Cid, dan aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi pada Count Lodol.
Sungguh, Kerajaan Suci mungkin juga telah membuat dungeon buatan mereka menjadi publik saat mereka membawa mereka keluar dari negara dan memberikannya kepada seorang bangsawan berbibir longgar seperti Count Lodol dari semua orang. Membawanya benar-benar aman.
“Buah-buahan ini dikumpulkan dari taman di dalam dungeon buatan, bukan? Ada dungeon di negeri kami juga, tapi yang alami, bukan buatan. Kita tidak akan pernah tahu kapan mereka akan menjadi terlalu berlebihan bagi kita suatu hari nanti,” Kataku.
“Memang, memang, saya duga begitu. Saya bersimpati untuk perjuangan Anda.”
“Kebetulan, bolehkah aku bertanya bagaimana aku bisa mendapatkan dungeon buatan untuk diriku sendiri…?”
Sentaku mengusap hidungnya. “Saya khawatir saya tidak akan tahu. Aaah, tapi coba saya lihat, saya mungkin punya... Kurasa saya mungkin tahu, kalau saja ada sesuatu yang bisa menarik di ingatan saya...?” Katanya, membuat cincin di antara ibu jari dan jari telunjuknya, yang dia gunakan untuk menutup hidungnya. Itu adalah tanda tangan untuk koin. Singkatnya, dia dengan blak-blakan meminta suap.
“Hrrr. Apakah ini mungkin membantu?” Tanyaku, meletakkan koin perak di atas meja.
“Ah, suara yang bagus... Mm, aku merasa hampir mengingat sesuatu yang penting.”
“Aku mengerti, aku mengerti. Mungkin ini akan membantu.”
Clink. Sentaku tersenyum dan memasukkan kedua perak itu ke dalam sakunya. “Aha, semuanya teringat lagi olehku. Mengapa, ya, saya tahu. Jika Anda mengambil surat pengantar dan pergi ke gereja yang ada di kota Mastermind, Anda akan lebih mudah untuk belajar lebih banyak. Hanya orang-orang tepercaya yang memberikan surat pengantar, tapi antara anda dan saya ya, rumornya adalah bahwa serikat pedagang Underling menulisnya kadang-kadang... Atau tidak? Saya merasa sulit untuk mengatakan dengan pasti,” Katanya, menggosok hidungnya lebih jauh. Menyedihkan. Kau benar-benar dapat membeli kepercayaan di Kerajaan Suci dengan uang. Padahal... Dalam hal ini, mungkin dia sedang menguji apakah aku punya dompet yang cukup besar untuk membeli dungeon buatan.
“Kalau begitu, mungkinkah mereka langsung menulisnya?” Tanyaku, dengan santai meletakkan koin emas di atas meja, seolah menunjukkan bahwa aku siap untuk bertindak sampai sejauh itu.
Sentaku mengangguk dengan senyum cerah saat melihat kilau emasnya. “Memang, memang. Tentu saja mungkin! Dipahami. Ahaha, Anda cukup beruntung. Sebenarnya, saya kebetulan memiliki hubungan pribadi di sini. Datang lagi besok siang; Saya akan menyiapkan satu.”
“Terima kasih.”
Jadi, negosiasi selesai. Menurut Toi, tip yang lebih kecil akan menyebabkan pertemuan itu datang beberapa hari kemudian. Mungkin itu akan lebih baik, jadi kami bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk jalan-jalan.
***
Bagaimanapun, esok pun tiba. Kami pergi membawa surat ke Narikin dan Rokufa sampai kami memberikan laporan tengah jalan ke Haku. Kupikir kami bisa mengirimnya melalui surat, tapi Haku sangat menyarankan agar kami memberikannya langsung padanya agar dia bisa melihat wajah Rokuko, jadi kami mengatur meja dengan payung di [Ivory Beach] dan mengadakan pesta teh di tepi pantai dengan laut yang biru. Itu adalah urusan agung, dengan Chloe dan Kinue menyajikan teh kami.
Haku dan Rokuko dengan elegan menyesap teh hitam mereka. Oh, bagaimana dengan Soto? Dia sedang duduk di luar. Mustahil untuk mengetahui apa yang akan dia lakukan, dan Haku tidak menentukan bahwa dia harus datang, jadi jelas aku meninggalkannya. Terakhir kali dia melihat Haku, dia memakan celana ketatnya di pertemuan pertama. Itu baik-baik saja, terlepas dari itu; Soto berkata dia akan mengadakan pesta teh sendiri dengan teman-temannya di kota.
“Ini peta Underling. Kami pikir dungeon buatan akan ada di sini, di kebun pohon buah-buahan,” Kataku sambil menunjukkan peta yang telah kami rekam melalui monitor. Itu adalah metode yang disarankan Dolce, dan itu lebih baik daripada mencoba menggambar ulang peta itu sendiri.
“Kebun buah-pohon, hm? Salah satu orang yang menyewa pembunuh untuk membunuhmu adalah investor untuk kebun ini,” Haku mengamati.
Tunggu, benarkah?
“Meskipun aku telah memberikan respons yang tepat, jadi kukira aku harus segera menggunakan bentuk lampau di sana.”
“Oh bagus! Kau bisa tidur lebih nyenyak sekarang, Keima!” Kata Rokuko dengan riang.
“Maksudku, itu hanya salah satunya. Artinya masih ada lagi,” Kataku.
“Memang, pasti ada lebih banyak lagi, Keima. Karena itu aku akan terus menyuruh bawahanku tinggal di Goren untuk menjagamu,” Kata Haku sambil tersenyum. Aku ingin menolak, tapi aku benar-benar tidak bisa, baik dari segi mereka menjadi penjaga yang berguna dan dalam hal tujuan sebenarnya mereka memata-mataiku.
“Jadi, bagaimana kau memastikan mereka menggunakan dungeon buatan? Aku sendiri curiga dengan pohon buah-buahan tetapi belum mengumpulkan semuanya.”
“Aku bertanya secara langsung apakah aku bisa membeli dungeon buatan. Satu koin emas suap kemudian dan kami masuk. ”
“Langkah yang berani... tapi tidak buruk. Bagus sekali,” Kata Haku dengan anggukan puas. Sepertinya dia menyetujui hasil kami.
“Kami mendapat surat pengantar, dan kami akan pergi ke Mastermind nanti untuk mempelajari lebih lanjut.”
“Jika memungkinkan, dapatkan dungeon buatan. Aku ingin melihat salah satunya.”
“Mengerti.”
Itu terasa agak berbahaya, tapi Haku mungkin tidak akan melakukan sesuatu yang terlalu buruk.
“Tentu saja, aku sendiri akan menanggung biaya apa pun. Katakan begitu jika uangmu sendiri tidak akan cukup untuk membelinya. Dan... Ah, ya. Kita tidak ingin kau kekurangan jawaban jika mereka bertanya ke mana harus mengirim staf mereka. Aku akan menjadikan area pantai ini sebagai wilayah kekuasaan Baron Narikin.”
Maka, Narikin menjadi bangsawan pemilik tanah. Di satu sisi, itu menempatkan dia di atas kami, karena kami berada di tanah Tsia.
“Dan Narikin terus naik,” Kata Rokuko mengamati.
“Meskipun wilayahnya tidak memiliki penduduk sama sekali.”
Tetap saja, bisa dibilang seorang baron yang baru bangkit tiba-tiba menjadi adipati pemilik tanah atau semacamnya. Rokuko benar karena statusnya meningkat.
Itu isyarat Chloe untuk membawa sekantong emas. Dana perang untuk membeli dungeon buatan, rupanya. Dia meletakkannya di atas meja, sehingga koin emas berkilau terlihat. Itu kira-kira sebesar tas yang akan dibawa Wataru, jadi mungkin ada sekitar seratus koin di dalamnya.
“Jangan takut untuk mengambilnya,” Kata Haku. “Ini sebagian pembayaran untuk informasi yang kau berikan kepada kami.”
“Eh, benar.”
Ini masih laporan pertengahan, dan kami belum menemukan jejak pabrik sebenarnya untuk dungeon buatan, tapi itu tampaknya masih bernilai seratus emas bagi mereka. Itu mudah untuk dilupakan karena Wataru saja mengabiskan sebanyak itu seperti hal itu bukan apa-apa, tapi ini masih seratus juta yen dalam istilah Jepang.
“Bukankah ini sedikit berlebihan?” Tanyaku.
“Tidak sama sekali, informasimu akan sangat berguna. Hm... Ingat ini baik-baik, Keima. Jika kau pelit dengan hasil dan informasi yang bermanfaat, maka kau akan sangat menderita suatu hari nanti.”
“Aku akan mengingatnya...”
Haku menutup mulutnya dan tertawa. Informasi itu berharga; jangan murahan. Mengerti.
Dengan pemikiran itu, mungkin sudah waktunya untuk memberi penghargaan kepada kelompok Narikin.
Note: Entah kenapa sejak dari vol sebelumnya si Haku ini jadi makin mencurigakan. Apakah si Haku ini bakal jadi boss besar buat jadi penutup seri Lazy dungeon master ini.
TL: Gori-Chan EDITOR: Drago Isekai | ||
<<-PREV | TOC | NEXT->> |