Lazy Dungeon Master Light Novel Bahasa Indonesia Vol 16 : Chapter 2 - Part 3
Lazy Dungeon Master Light Novel Bahasa Indonesia Volume 16 : Chapter 2 - Part 3 |
||
---|---|---|
Font Size :
|
|
|
Malam pun tiba. Sudah waktunya untuk menyusup ke fasilitas yang kami yakini menyimpan Nightcap Ilahi. Aku pun merasuki Tran, sementara Narikin akan mengamati Hugo dari dekat.
“(Mama, bisakah kau mendengarku?)” Tanya Hugo, berbicara melalui ular yang telah kuberikan padanya sebagai familiar. Aku bisa melihatnya melalui monitor, jadi aku meminta ular itu mengangguk.
“(Oke, mari kita mulai penyusupannya. Aku akan mencurinya jika aku bisa, tapi untuk hari ini rencana utamanya adalah mengumpulkan informasi.)”
Oh, huh. Dia cukup metodis. Seperti yang diharapkan dari mantan pemimpin kedua.
Aku pun fokus pada posisi dan pergerakan Hugo di peta. Dia berada di luar distrik gereja, di kota pada malam hari dengan tirai hitam menutupi berbagai hal. Ada sebuah bangunan kecil di salah satu sudut kota.
Hugo mengeluarkan kunci yang tampak seperti telah dibentuk dengan mendorong seikat kabel ke dalam lubang kunci.
“(Oh, ini salinan kunci untuk gedung ini! Aku membuatnya ketika aku diberi kunci untuk pekerjaanku tempo hari.)”
Dia bahkan bisa membuat salinan kunci, ya? Menakjubkan.
Dia membuka pintu, dan di dalamnya tidak ada apa-apa selain tangga yang menyatu dengan lantai yang menuju ke bawah. Ada senjata di dinding, tapi aku tidak melihat meja atau kursi. Tangga itu hanya... di sana, di tengah. Seolah mengatakan bangunan itu sendiri ada hanya untuk menyembunyikan tangga.
“(Ini mengarah ke ruang bawah tanah. Kita akan mencapai gereja jika kita berjalan lurus, tapi ada cabang di tengah jalan.)”
Tangga menuju ke lorong bawah tanah dengan dinding putih. Kebetulan, fakta yang bisa kami lihat meskipun tidak ada sumber cahaya adalah ciri khas dari dungeon.
“Hm. Master, Mungkinkah ini sebuah Dungeon?” Tanya Narikin.
“(Ya, ini mungkin hanya sebuah Dungeon buatan.)”
Kami juga telah membuat terowongan di Dungeon kami, dan itu cukup nyaman. Kau tidak memerlukan struktur pendukung apa pun, dan Tempat itu selalu terang. Tidak ada rasa takut akan runtuh, dan bahkan jika kau mencoba untuk menghancurkannya, Kau dapat segera memperbaikinya. Hal itu hampir sempurna untuk lorong bawah tanah.
Hugo berjalan sebentar, dan akhirnya ada jeruji besi yang menghalangi jalan di sebelah kiri. Rupanya di situlah fasilitas itu. Dia secara alami tidak memiliki salinan kunci untuk yang ini... Atau begitulah menurutku, tapi Hugo mengeluarkan gantungan kunci. Ada lima kunci di atasnya yang semuanya tampak seperti sekumpulan kabel.
“(Sudah kuduga hal semacam ini mungkin saja bakal terjadi, jadi ketika aku berada di gereja, aku menyelinap ke kantor dan menyalin semua kunci. Mudah-mudahan ada satu yang berhasil!)” Katanya, mencoba setiap kunci satu per satu. Yang ketiga pun membuka gerbang.
Orang ini benar-benar terampil. Kalau saja dia tidak mesum... Yah, kurasa akulah yang membuatnya jadi seperti itu... dan dia tidak akan bekerja untuk kami jika sebaliknya, tapi tetap saja.
“(Oh, bagus! Itu membuat ini lebih mudah,)” Kata Hugo. Rupanya dia telah merencanakan untuk mengambil kunci sebaliknya. “(Oh, kau mau tahu bagaimana aku membuat kunci ini, mama? Eheheh, aku tidak keberatan mengajarimu. Aku bisa menggunakan keahlianku untuk menggerakkan jarum. Kunci berfungsi asalkan bentuknya benar.)”
Rupanya dia memiliki skill {Metal Manipulation}. Dia memberi tahuku cara membuat salinan kunci meskipun aku tidak bertanya. Dia pria yang bisa diandalkan, tapi itu membuatku merinding.
“Orang ini adalah alat yang cukup berharga. Bagaimana cara Anda bisa membuatnya begitu patuh dengan apa yang anda minta, Tuan Keima?” Tanya Toi.
“(Aku menggunakan salah satu teknik terlarangku. Tolong jangan tanyakan detailnya.)”
Lebih jauh ke lorong samping adalah sebuah ruangan kecil tanpa pintu yang merupakan hal yang serupa dengan ruangan dungeon. Kami mengintip ke dalam, dan menemukan Dungeon Core hitam. Beberapa kabel terpasang padanya, menghubungkannya ke langit-langit, dinding, dan papan batu di depannya. Aku pun mengenali itu.
“Master.”
“(Yep, itu menjelaskan semuanya. Ini adalah Dungeon buatan.)”
Tapi kami bisa mengesampingkannya untuk saat ini. Kami di sini untuk Nightcap Ilahi, jadi kami terus bergerak.
“(Sekarang pencarian yang sebenarnya dimulai!)” Seru Hugo, menampar pipinya untuk menyemangati dirinya sendiri. Ada tujuh ruang kecil berjejer di sisi aula, dan Hugo bergerak secara diam-diam ke arah hal itu sambil menjaga langkah kakinya. “(Mama, bisa bantu? Aku ingin kamu menggelengkan kepala ular untuk memberi tahuku apakah ada orang di sana.)”
Aku mengangguk, lalu menggerakkan ular itu ke depan untuk mengintip.
...Oh? Ada tabung kaca besar, menghubungkan lantai ke langit-langit. Itu cukup besar untuk dimasuki seseorang, dan kabel juga terhubung ke sana. Tidak ada apa-apa di dalamnya. Ada batu tulis di dekatnya, seperti yang menempel pada Dungeon Core buatan.
“(Apakah ada orang di sana?)” Tanya Hugo saat kami kembali. Aku menggelengkan kepala ular untuk mengatakan tidak.
Kami pun terus bergerak melewati pintu dan menuju ke ruangan sebelah. Aku melihat ke dalam lagi, tetapi lagi-lagi itu kosong kecuali tabung kaca. Aku mendapat kesan ini adalah fasilitas untuk membuat sesuatu, jadi mungkin itu tabung budidaya?
Ruangan sebelah juga kosong yang ada hanya tabung kaca. Tidak ada orang yang terlihat.
Akhirnya, kami sampai di ruang tengah. Yang satu ini berbeda.
Itu dua kali lebih besar dari ruangan lain, dan di tengahnya ada setengah bola emas. Setengah bola memiliki beberapa pipa yang membentang darinya, mengalir di sepanjang langit-langit dan lantai untuk terhubung ke dinding. Mungkin itu terhubung ke tabung kaca. Ada jendela yang terpasang, yang jadi tempat cahaya memancar.
Dan sekarang, meskipun ini tengah malam, ada empat pria dengan jas lab di dalamnya, dan dua penjaga dengan baju besi.
Cahaya itu memiliki beberapa keilahian. Kurasa inilah lokasinya?
Hugo menarikku kembali. Aku menganggukkan kepalaku, untuk menunjukkan bahwa ada orang di dalam. Hugo menghilangkan auranya dan dengan hati-hati mengulurkan cermin kecil untuk melihat ke dalam.
“(...Nah itu-tuh. Setengah bola mungkin adalah alat magis untuk menyedot energi dari Divine Bedding,)” Kata Hugo, ekspresinya tegang. Alat magis untuk menyedot energi dari benda-benda ilahi... Aku belum pernah mendengar hal semacam itu sebelumnya.
“(Kurasa aku bisa menangani enam orang, mungkin? Aku ingin bersembunyi untuk saat ini dan melihat apakah ada hari-hari dengan penjaga yang lebih sedikit, tapi bagaimana menurutmu, mama?)”
Aku menganggukkan kepala ular itu. Kami telah datang sejauh ini; akan lebih baik untuk teliti dan merencanakan semuanya. Dan sungguh, untuk apa fasilitas ini? Orang akan mengira tabung itu digunakan untuk membuat manusia atau monster yang dimodifikasi, tapi...
Jangan bilang ini tempat mereka membuat Dungeon buatan? Kurasa itu masuk akal jika Core tiruan ada di dalam satu tabung kaca yang kami lihat.
Dalam hal ini, aku bisa mencapai tujuanku dan Haku dengan mencuri Nightcap Ilahi, yang mereka gunakan sebagai sumber kekuatan. Itu adalah dua burung dengan satu batu, dan melakukan sedikit pekerjaan persiapan untuk memastikan semuanya berjalan lancar adalah hal yang masuk akal.
“(Kau mau aku melihat ruangan lain?)” Tanya Hugo, yang membuat ular itu mengangguk. Dia dengan cepat bergerak lebih jauh ke lorong, tanpa suara.
Kami mencapai pintu kelima dari pintu masuk. Tabung gelasnya memiliki cairan ungu, dan bola hitam seukuran kepalan tangan mengambang di dalamnya. Bola tampak berdenyut-denyut. Itu seperti janin, atau lebih tepatnya, telur.
“Master. Orb ini entah bagaimana terasa enggak benar bagiku. Mungkinkah...?"
“(Ya. Ini adalah Dungeon buatan, atau tunggu, mungkin Dungeon Eater? Itu juga terlihat seperti serangga hitam yang menempel di lengan kiri Core 564.)” Tidak ada orang di dalam, jadi kami pergi ke ruangan bersama Hugo.
“Mama. Ada catatan di dinding,” Kata Hugo sambil menunjuk catatan dengan tulisan “Jenis: Benih (Hewan)”.
Kedengarannya familiar... Sebenarnya, itu mungkin Dungeon buatan— eh, benih Dungeon yang aku pesan. Dan mengingat format catatannya, sepertinya mereka membuat hal-hal selain dari benih dungeon.
Benar, seperti teh hijau dan teh hitam Jepang yang menggunakan daun teh yang sama, mereka mungkin dapat mengubah cara kerjanya dengan mengubah proses pembuatannya. Mereka bisa membuat benih Dungeon, Dungeon Eater, dan parasit semuanya dari sumber yang sama. Ini yang ingin aku selidiki lebih lanjut.
Rokufa meringis pada benih dungeon setengah tumbuh yang ditampilkan di monitor.
“Hrm, jadi ini dungeon buatan yang setengah jadi? Ini agak menjijikkan.”
“Kau percaya begitu? Aku, pada kenyataannya, menganggapnya agak lucu,” Kata Toi. Menarik, tapi aku berada di pihak Rokufa di sini. Aku mungkin tidak akan pernah mengerti Toi.
“Apa yang harus kita lakukan, Master?” Tanya Narikin.
“(Biarkan saja untuk sekarang. Kita juga akan mengambil nightcapnya saat produknya sudah siap juga.)”
Haku telah meminta kami untuk mendapatkan Dungeon buatan jika memungkinkan. Dalam hal ini, melakukannya dengan lambat di sini dan menunggu benih dungeon selesai tumbuh akan lebih ideal.
Aku sampaikan hal itu pada Hugo dan kami pun mundur dengan mengerakan ular ke pintu keluar.
“(Oke. Kita mundur untuk hari ini.)”
Hugo mengerti maksudku, meninggalkan ruangan, dan segera melompat. Untuk sesaat aku tidak tahu apa yang terjadi, karena penglihatanku telah terbalik begitu tiba-tiba, tetapi tampaknya dia telah menempelkan dirinya ke langit-langit. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa menggerakkan tubuh besarnya dengan begitu cekatan.
Sebuah pandangan menunjukkan bahwa dua penjaga berpakaian datang untuk menyelidiki ruangan itu. Kepala mereka berputar seolah mencari sesuatu. Mereka jelas mencari penyusup. Aku melihat ke arah Hugo, tidak tahu apa rencananya, dan dia mengeluarkan seekor tikus hidup dari saku dadanya. Dia kemudian melemparkannya ke belakang penjaga, bersama dengan beberapa remah-remah roti.
Aku tidak tahu mengapa dia memiliki tikus, tetapi tikus itu berdecit setelah memakan beberapa remah-remah, menyebabkan para penjaga berbalik.
“(Oh, apa. Itu hanya seekor tikus,)” Kata seorang penjaga sambil menusuk tikus itu dengan pedangnya. Dia melemparkan mayat itu ke aula. “(Astaga. Deteksi penyusup ini membuat pekerjaan kita lebih mudah, tapi hal itu terasa terlalu sensitif.)”
“(Setuju. Kita tidak punya waktu untuk beristirahat karena hal itu.)”
Setelah melihat para penjaga meninggalkan ruangan, Hugo diam-diam jatuh dari langit-langit... Astaga, dia terlalu terampil. Kurasa pekerjaan pembunuhnya bukan hanya untuk pertunjukan.
“(Sepertinya mereka punya cara untuk mendeteksi penyusup memasuki ruangan... Aku punya tikus itu untuk memberi makan Tuan Ular, tapi sekarang aku harus menangkap yang baru,)” Kata Hugo, dan kali ini pasti kami lolos dari fasilitas. Oh, jadi itu sebabnya dia punya tikus.
Namun, pertahanan fasilitas jadi meningkat sejak saat itu. Kuncinya diubah, dan mereka menambahkan lebih banyak penjaga.
“(Maaf, mama, ini semua karena aku ketahuan. Seharusnya aku yang mencuri nightcap saat itu. Saat ini aku bisa memberikan nightcap padamu…)”
“Eh, jangan menghawatirkan hal itu. Tidak ada yang bisa memperkirakan hal ini. Lebih penting lagi, kita mendapat banyak informasi berharga.”
Mereka mungkin telah mengetahui bahwa tikus bukanlah satu-satunya penyusup. Jika mereka menggunakan fungsi Dungeon, akan sulit bagi Hugo untuk menghadapinya.
“Kita bisa mengabaikan mereka untuk saat ini. Kami masih harus menunggu benih itu selesai tumbuh.”
“(Oke. Aku akan pergi membuat persiapan. Kali ini, aku akan melakukannya dengan baik sehingga kau harus memberiku ciuman!)”
Maka, Hugo melanjutkan penyelidikannya, mencari celah sambil membuat persiapannya untuk mencuri minuman beralkohol.
***
Jadi, Aku pun lagi-lagi merasuki Narikin dan mengunjungi Gereja Cahaya. Ideku adalah jika pertumbuhan Dungeon buatan dikembangkan, aku bisa mendapatkannya bahkan tanpa surat pengantar. Jadi Kupikir aku akan meminta resepsionis membawakan padaku seseorang yang benar-benar bisa aku ajak bicara. Mungkin Santaku sudah punya penggantinya sekarang, tapi aku tidak pilih-pilih. Fraksi paus harusnya juga tidak jadi masalah.
“Saya turut bersimpati. Saya tidak menduga teman dekat anda, Pastor Santaku, tiba-tiba dikirim untuk menaklukkan Dungeon sampai-sampai tidak bisa kembali lagi. Semoga Pastor Santaku diberkati,” Kata resepsionis itu.
“Y-Ya… Semoga Pastor Santaku diberkati,” Kataku. Eufemisme itu mungkin cara mereka mengungkapkan seseorang telah meninggal. Sangat pas.
“Bagaimanapun, Medpriest Narikin. Kami telah menunggumu.”
“Tunggu... Maaf, tapi bukankah aku seorang pendeta awam?” Tanyaku, sambil mengangkat cincin pendeta awamku.
Resepsionis biarawati itu tersenyum lembut. “Saya diberitahu bahwa Anda dipromosikan untuk perbuatan baik Anda beberapa hari yang lalu.”
Perbuatan baik? Satu-satunya hal yang aku ingat lakukan di sini sama sekali adalah memberikan suap. Apa yang sedang terjadi?
“Anda datang hari ini untuk menerima pelatihan khusus, bukan?”
“Ah! Oh iya. Betul sekali. Di mana pelatihan itu diadakan?”
Ungkapan “pelatihan khusus” memang mengingatkanku pada satu hal: bahwa aku telah membayar untuk dilatih menjadi pengawas Dungeon buatan. Memang, tidak diragukan lagi Santaku telah membuat pengaturan sebelum dia meninggal. Dia bahkan mempromosikanku menjadi Med-priest! Wow, kekuatan uang adalah sesuatu yang lain. Terima kasih, Santaku.
Semoga uang yang kuberikan juga bermanfaat di surga.
“Mohon tunggu di ruangan yang ada di ujung lorong. Kami akan memanggil seorang instruktur,” Kata biarawati itu, jadi aku menunggu di ruangan bersama Rokufa-ko dan Toi. Dia tidak mengatakan apa-apa tentang teman-temanku, jadi mungkin tidak apa-apa bagi mereka untuk bersamaku?
Setelah beberapa lama menunggu, instruktur kami pun datang. Itu adalah seorang wanita berambut hijau yang mengenakan pakaian pendeta, yang...
“Maaf untuk menunggu. Senang bertemu denganmu, Narik— Astaga... Keima?”
Itu adalah Alca sang High Priestess sendiri. Aroma bunga lily yang manis menggelitik hidungku.
Sial... Aku tidak percaya diriku bertemu seseorang yang mengenalku di sini. Maksudku, itu baru saja terjadi dengan Hugo, tetapi aku tidak menduga bahwa High Priestess sendiri akan ditugaskan untuk mengajariku.
“Salam, High Priestess. Saya Narikin. Merupakan suatu kehormatan bisa diajar oleh High Priestess secara langsung.”
“Astaga? Oh Ya ampun. Aku mengerti segalanya. Senang bertemu denganmu, Narikin. Aku Alca Rue Bipolar Red, tapi kamu boleh memanggilku Alca.” Kata Alca tersenyum. Pipinya sedikit memerah.
“Tidak kusangka kau bahkan membawa Rokuko bersamamu. Ahaha, ini benar-benar reuni yang diberkati.”
“Suatu kehormatan bertemu dengan Anda, High Priestess. Saya Rokufa. Istrinya."
“Ya, salam, Rokufa. Aku harap kita bisa terus berteman baik,” Kata Alca sambil tersenyum penuh arti. Dia mungkin dengan santai mengubah namanya di sana untuk mengikuti cerita sampul dia telah menyerahkan jabatannya ke High Priestess baru.
Dia mungkin berpikir kami bodoh karena melakukan hal yang sama. Dia pasti mengiranya begitu.
“Mengubah warna rambutmu tentu saja merupakan strategi ortodoks. Namun, aku tidak mengira bahwa kamu akan menjadi seorang pendeta dengan pengalaman sepuluh tahun, dan termasuk dalam salah satu dari faksi reformasi juga. Itu akan menjelaskan mengapa kau begitu akrab dengan Gereja Cahaya, Keima.”
“Keima adalah kakak laki-lakiku. Dan sayangnya, dia tidak menyembah Dewa Cahaya.”
“Begitu, begitu,” Kata Alca, mengangguk sambil tersenyum.
Sialan, aku seharusnya tidak pergi dengan wajah yang sama, tapi sudah terlambat untuk itu. Aku hanya akan tetap mengklaim bahwa aku adalah adik laki-lakiku sendiri. Dan serta, apakah dia mengatakan bahwa aku memiliki pengalaman sepuluh tahun sebagai pendeta karena itu yang tertulis di dokumen? Aku tidak akan mengoreksinya, karena itu mungkin nyaman bagiku.
“Dokumen Santaku yang baru saja meninggal tampak sangat nyaman sehingga aku datang untuk melihat kebohongan apa yang ada di baliknya, tapi... Begitu ya jadi kecurigaanku ternyata hanyalah kekeliruan," Kata Alca, mengangguk pada dirinya sendiri ketika dia menyimpulkan bahwa menyelidikinya adalah panggilan yang tepat.
“Erm, maafkan aku, tapi bolehkah aku bertanya apa isi laporan Santaku?”
“Tentu. 'Seorang pendeta keliling yang kudidik telah kembali ke rumah dari tugas Dungeon dan berhasil menawarkan salah satu Dungeon kekaisaran kepada Dewa Cahaya. Untuk prestasinya, aku ingin dia diberikan penghargaan dengan status imam khusus, setara dengan medpriest.'”
Benar, ini adalah Gereja Cahaya. Menawarkan dungeon (yaitu, menukar dungeon dengan dungeon buatan) akan menjadi pencapaian yang cukup besar di sini.
“Sangat disayangkan bahwa Pastor Santaku meninggal begitu tiba-tiba setelah muridnya membuat pencapaian yang luar biasa. Semoga dia menemukan lebih banyak kehormatan di seberang jembatan besar itu.”
“Saya tentu setuju. Saya hanya bisa berkata, semoga Pastor Santaku diberkati.”
Itu pasti eufemisme Gereja Cahaya yang lain. Aku hanya ikut-ikutan dan setuju, karena sepertinya ia memberkatinya menggunakan bahasa yang sama yang baru saja aku pelajari dari resepsionis.
“Ahaha, kamu memang kuat, Narikin.”
“Apa maksudmu?”
“Oh, tidak ada. Oh ya, cincin medpriestmu. Ini terimalah.”
Aku mengambil cincin dengan tulisan ‘medpriest’ dari Alca. Kebetulan, Rokuko telah mengkonfirmasi bahwa teks itu ditulis dalam bahasa Jepang, yang bisa dia baca berkat memiliki skill {Japanese}. Mungkin sudah jelas bahwa gereja yang memuja Dewa Cahaya akan memiliki hubungan yang dalam dengan para Pahlawan. Orang mungkin juga menyebut Pahlawan sebagai otot Dewa Cahaya.
Juga, aku harus segera mengembalikan cincin pendeta awam yang baru saja aku dapatkan beberapa hari yang lalu.
“Ya ampun, ini sepertinya cukup baru. Itu jarang terjadi pada pendeta keliling... kau pasti merawatnya dengan sangat baik, hm?”
“Memang. Saya melakukan {Purification} padanya setiap hari dari hari setelah Pastor Santaku pertama kali memberikannya kepadaku hingga sekarang,” Kataku, mengelak. Itu hanya satu kali sebenarnya, karena aku telah menjatuhkannya pagi ini dan merapalkan {Purification} untuk membersihkannya, tapi itu bukanlah kebohongan. Setiap hari masih setiap hari.
“Sungguh menakjubkan. Nah, aku akan membagikan ini terlebih dulu, sehubungan dengan dedikasimu. Itu adalah cincin seorang pendeta khusus. Ini biasanya sesuatu yang disampaikan setelah pelatihan, tapi ini terimalah,” Kata Alca, memberiku sebuah cincin dengan tulisan ‘pendeta khusus’ di belakangnya.
“Apakah itu hal yang bijaksana?” Tanyaku.
“Tentu. Ini tidak masalah sama sekali. Pertama-tama, Keima... Permisi, Narikin. Pertama-tama, Aku sangat percaya dan menghargaimu. Namun, berhati-hatilah untuk tidak menampilkan ini sembarangan di depan umum,” Kata Alca, menatapku lekat-lekat.
Oh ya, dia mempercayaiku sebagai Keima karena aku telah menyelamatkan hidupnya sebelumnya (meskipun faktanya dia akan hidup kembali). Tapi aku orang yang berbeda! Jangan lupakan, itu penting.
“Um, Alca... maksudku, permisi, High Priestess Alca. Bisakah Anda tidak menatap suamiku begitu?”
“Ya ampun, Rokufa. Tapi apa salahnya melakukannya? Semoga yang mulia dikagumi, kataku.”
“Tidak tidak. Saya tidak ingin dia mendapatkan lebih banyak istri.”
“Astaga. Itu benar-benar opini yang asing untuk dimiliki di tanah suci cahaya ini.”
“Maksudku, aku bukan dari negara ini, jadi ya,” Kata Rokufa-ko sambil membusungkan dadanya. Rupanya dia sangat ingin memonopoli diriku sehingga dia akan mengabaikan akting sembunyi-sembunyinya. Aku agak tidak mengerti mengapa dia cemburu ketika ini adalah tubuh Narikin, tapi itu membuatku sedikit senang.
“Ngomong-ngomong, dimana Ichika? Kulihat kau membawa budak beastkinmu sebagai gantinya, tapi... Oh? Ya ampun. Aku tidak melihat telinga atau ekor... Apakah kau mungkin memotongnya?” Tanya Alca sambil menatap Toi. Rupanya dia tidak bisa membedakan Niku dan Toi. Tidak mengherankan sih, karena mereka terlihat identik.
“Seorang budak beastkin, katamu? Anda pasti sedang memikirkan orang lain. Benar kan, Toi?”
“Jika Anda mengizinkan saya untuk berbicara, High Priestess. Tidak ada telinga atau ekor yang dipotong dari tubuhku. Tidak perlu melakukannya. Anda pasti memikirkan seseorang yang terlihat mirip denganku. Saya tidak akan menyangkal terlihat mirip dengan anjing tuanku, tetapi tentu saja banyak yang tidak senang dengan satu dengan telinga berbulu dan ekor yang melayani seorang pendeta, bukan?”
Itu adalah kata-kata yang menipu jika aku pernah mendengarnya. Dia tentu tidak perlu memotong ekornya, karena dia menyembunyikannya dengan sihir, dan dia memang orang yang berbeda, dan memang Niku adalah seekor anjing, dan memang orang akan tidak senang dengan seorang pendeta yang memiliki pelayan beastkin, tapi jika kau menggabungkannya, itu membuatnya terdengar seperti aku adalah tipe pria yang memiliki cosplay loli sebagai gadis anjing untuk tujuan yang sebaiknya tidak diungkapkan.
Toi tersenyum.
Kau melakukannya dengan sengaja, dasar brengsek.
“Demi kehormatan tuanku, ada banyak yang harus aku rahasiakan,” Kata Toi, meletakkan jari di bibirnya dengan gaya yang lucu.
Maksudku, ada baiknya kau tidak memberi tahu High Priestess segalanya tentang kami, tapi ungkapan?! Ayolah!
“Astaga! Ya ampun, aku mengerti. Aku benar-benar tertipu. Aktingmu adalah sesuatu patut dipuji. Ohoho... Seleramu cukup merangsang, Narikin.”
“Ahaha…”
Yang bisa kulakukan hanyalah tersenyum.
***
Karena ini terlalu rahasia bagi siapa pun kecuali anggota pendeta untuk mendengar, katanya, Alca menyuruh Rokufa-ko berpindah ke ruangan terpisah sambil memberiku pelatihan pendeta khususku.
“Tidak boleh membuat catatan, kebetulan. Kami tidak tahu mata siapa yang mungkin tertuju pada hal itu,” Katanya, tetapi aku perlu berbagi pelajaran dengan Narikin nanti. Aku memilih untuk menggunakan fungsi email untuk diam-diam menulis catatan. Itu juga akan memungkinkan diriku untuk mengirim email itu langsung ke Haku.
“Nah, izinkan aku untuk memulainya. Namun, karena kau sudah tahu banyak tentang Dungeon buatan, Narikin, deskripsi singkat sudah cukup, kan.”
“Aku lebih suka memastikan fundamentalku kuat,” Kataku.
“Tentu. Aku akan menjelaskannya sambil melihat yang asli,” Kata Alca, mengambil botol kaca berhias dari sakunya. Di dalamnya ada pecahan kaca hitam kecil.
“Ini adalah benih Dungeon, benih tidak aktif untuk Dungeon buatan. Seseorang dapat mengaktifkannya melalui rapalan, yang dirapalkan sebagai berikut... O Hai kamu kegelapan, bangunlah—{B-Awake},” Kata Alca melantunkan, dan pecahannya tergencet menjadi bentuk bola.
“O Hai kegelapan, berhentilah dan tidurlah—{B-Sleep},” Lanjutnya.
Bola itu kembali menjadi pecahan.
“Ini adalah mantra yang sama yang digunakan untuk mengeraskan dan melembutkan kain hitam yang dijual di Mastermind, jadi mungkin kau sudah mendengarnya, meskipun kain hitam tidak berubah secara dramatis.”
Nyaman juga. Itu agak mirip dengan Slime. Padahal... Ketika berbicara tentang Slime hitam, ada satu hal yang terlintas di pikiran pertama: hewan peliharaan Leona, Rin. Yang mengingatkanku... Leona juga memiliki cacing yang dia tempelkan di lengan Core 564.
“Nah, di mana menempatkan ini, idealnya itu dekat dengan Dungeon alami. Namun, di atas itu, disarankan untuk menempatkannya di lokasi yang bersih secara spiritual di tempat adanya mana—yaitu, leyline—mengalir dengan lancar.”
Singkatnya, letakkan di luar wilayah dungeon. Itu sebabnya aku tidak tahu kapan atau di mana Dragg menempatkannya meskipun itu sangat dekat dengan Dungaon kami. Masuk akal.
“Narikin, apakah kau memiliki skill yang memungkinkan dirimu supaya bisa melihat mana?”
“Eh, Iya. Saya bisa melihatnya."
Tubuh Living armor Narikin tidak memiliki mata sejak awal, jadi manasight adalah salah satu atribut standarnya. Aku telah mengkonfirmasi di reruntuhan dungeon tempo hari bahwa itu berhasil.
“Nah, apakah ada bagian dari penjelasanku yang belum jelas sejauh ini?”
“Tidak, saya percaya kita berada di pemahaman yang sama.”
“Kalau begitu mari kita lakukan tes sederhana.”
Aku pun mengulangi rapalan itu, membaca teks emailku, dan Alca mengangguk puas.
“Bagus sekali. Kamu benar-benar siswa yang luar biasa dan brilian. Dan dengan itu, mari kita beralih ke mengamati Dungeon buatan yang berfungsi sepenuhnya,” Kata Alca, meninggalkan ruangan. Aku mengikutinya, dan... Oh, kami sampai di pintu yang terkunci. Dia membukanya, dan kami menuruni tangga sampai kami mencapai lorong putih. Wowee, itu sisi gereja dari lorong yang kami lewati kemarin. Ini tidak diragukan lagi adalah Dungeon buatan terdekat, tapi... Apakah benar-benar bijaksana baginya untuk membawaku ke sini?
“Sebenarnya, kami memproduksi Dungeon buatan lebih jauh dari sini,” Katanya. Wowee, dia dengan mudahnya membeberkan rahasianya.
“Haruskah saya diizinkan masuk ke sini?”
“Itu tidak masalah sama sekali, karena kau adalah pendeta khusus. Selain itu, Kau memiliki keyakinanku, Narikin. ”
Kepercayaannya padaku sangat tidak berdasar. Aku sebenarnya adalah mata-mata yang dikirim ke sini untuk menghancurkannya.
Dia membawaku ke ruang administrasi, yang berisi Dungeon Core hitam.
“Ini ruang administrasi. Papan batu ini menampilkan informasi di dungeon.”
“Oh. Hanya dari pandangan sekilas, saya jadi merasa bahwa diriku mengerti bagaimana hal itu berfungsi. ”
“Luar biasa. Sama seperti Dungeon buatan yang membuat lorong pelarian darurat, hal itu juga memelihara fasilitas jauh di belakang. Oh ya, apakah kau ingin melihatnya ketika hal itu sedang diproduksi?” Tanyanya. Aku baru saja menyelinap di hari lain, tapi tentu saja, mengapa tidak.
“Pastinya. Saya akan senang melihat benih dungeon dibuat.”
“Ahahaha. Ikuti aku, kalau begitu.”
Alca membimbingku ke ruang kelima di aula, tempat benih dungeon sedang dibuat. Seorang pria berjas lab putih berdiri dan membungkuk kepada kami. “Ini Narikin, seorang pendeta khusus yang baru muncul. Jangan lupakan wajahnya.”
“Eh... Salam,” Kataku, dan pria itu memperdalam salam membungkuknya.
“Nah, maukah kau memberi tahu kami tentang perkembangannya?”
“Iya, High Priestess. Saat ini sudah sepuluh persen selesai.”
Bola hitam yang mengambang di dalam cairan ungu tabung gelas telah menyusut menjadi setengah ukuran kemarin, yang membuatku menyadari bahwa benih dungeon bahkan lebih kecil dari itu.
“Bola ini akan menjadi benih Dungeon?” Tanyaku.
“Memang,” Jawab pria bermantel itu. “Ini akan menyusut lebih jauh, sampai akhirnya cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam toples.”
“Jadi itu menyusut saat berkembang, kalau begitu. Aneh.”
“Pastor, kami menggunakan cairan ini untuk mengontrol dan mengompresnya.”
“Begitu… High Priestess. Apakah ada yang dibuat di sini?”
“Ya ampun. Betapa berwawasan luasnya dirimu, Narikin. Kau benar; dengan mengubah cairan manajemen, kita juga dapat membuat bentuk kehidupan yang dibangun untuk mengalahkan Dungeon: Dungeon Eaters,” Jawab Alca dalam menanggapi pertanyaan utamaku. Dungeon Eaters. Itu adalah serangga hitam yang telah menyerang [Cave of Greed] sebelumnya. Hal itu telah mengacaukan Rokuko dengan memakan dungeonnya.
Tapi tunggu... Nama resminya adalah Dungeon Eaters? Aku hanya membuat nama itu begitu saja pada saat itu, tetapi kukira tidak ada sebutan lain untuk memanggilnya.
“Apakah senjata organik itu juga diteliti dan dikembangkan di fasilitas ini?” Tanyaku.
“Biasanya, itu bahkan tidak diketahui oleh seorang pendeta khusus.”
Wajar sih. Meski demikian... Ruangan ini tidak memiliki alat untuk bereksperimen, dan memiliki paling sedikit mesin dan bahan kimia, jadi laboratorium mana pun akan berada di tempat lain.
Haku telah memintaku untuk menghancurkan fasilitas yang memproduksi Dungeon buatan, jadi idealnya targetku adalah tempat ini dan laboratorium mereka. Mungkin perlu juga melihat lebih ke dalamnya.
Dari sana, dia mengajariku cara menggunakan ruang administrasi Dungeon buatan untuk mengutak-atik nomor untuk opsi. Kami tidak melakukannya sejauh benar-benar memanggil monster, tetapi dia mengajariku beberapa opsi tersembunyi untuk tujuan pemeliharaan. Itu juga memiliki fungsi untuk mendeteksi penyerbu dan orang-orang yang memasuki ruangan tertentu tanpa izin.
Aku juga membocorkan semua itu ke Haku. Astaga, aku benar-benar melakukan pekerjaan mata-mata yang sebenarnya.
Nah kemudian, setelah kami selesai dengan dasar-dasarnya dan bersiap untuk pergi...
“Nah, huh, High Priestess Alca. Apa yang mungkin kau lakukan di sini? Siapa orang ini?” terdengar suara seorang pria tua. Aku berbalik dan melihat seorang pria tua berbahu lebar mengenakan pakaian pendeta hitam yang dihias dengan hiasan.
“Yang Mulia. Ini adalah Pastor Narikin, seorang medpriest. Dia mencapai hal-hal besar sebagai imam keliling, dan baru saja ditugaskan menjadi imam khusus. Dia sedang menjalani pelatihan saat ini,” Kata Alca.
Aku dengan cepat menundukkan kepala setelah mendengar dia adalah paus. Bukankah dia kepala Gereja Cahaya? Kenapa dia disini? Guh, aku bisa merasakan tekanan besar dari seorang tokoh politik penting. Dia memiliki hawa kehadiran yang sama seperti Haku dan Great Demon King.
“Nah, silahkan. Angkat kepalamu,” Katanya, dan ketika aku melakukannya, paus memberiku pandangan yang penuh perhitungan dan menyeluruh. Dia kemudian tersenyum dan melepaskan tekanan.
“Hrm, kau adalah seorang pemuda dengan potensi. Teruslah mendedikasikan dirimu pada iman.”
“Tentu, Yang Mulia. Aku tergerak oleh pujian anda,” Jawabku sambil menepuk pundakku.
“Jadi, Yang Mulia, mengapa Anda ada di sini?” Tanya Alca lagi.
“Ahaha, sebenarnya, aku dengar kau ada di sini bersama seorang pria, Alca. Anggap aku usil sesukamu, tapi aku datang untuk melihatnya sendiri. Meskipun aku tahu bahwa jika sesuatu terjadi, Kau dapat mengaturnya sendiri. Kau gadis yang kuat.”
“Oh ya ampun. Astaga, Yang Mulia, apa pun yang Anda katakan?” Tanya Alca, menutup mulutnya dan memberikan tawa halus.
“Kalau begitu aku akan pergi. Cobalah untuk meminimalkan pertemuan romantismu, bahkan jika itu tidak terlihat. Terberkatilah dengan cahaya itu.”
“Ya ampun, Yang Mulia. Terberkatilah dengan cahayanya.”
“Terberkatilah dengan cahayanya,” Kataku, meniru Alca setelah jeda, tidak benar-benar tahu apakah aku harus mengatakan sesuatu atau tidak.
Setelah paus pergi, Alca menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas.
“Anda tentu berhubungan baik dengan Paus. Kukira saya tidak mengharapkan apa-apa dari High Priestess?”
“Oh, hentikan, Narikin. Aku bisa menjadi anggota faksi reformasi dan cucu perempuan yang memuja kakeknya.”
Mengapa faksi reformasi dibawa ke sini? Dan apa, Alca adalah cucu perempuan paus?
“Saya tidak bermaksud menyinggung, tetapi saya minta maaf jika saya membuatmu tersinggung. Saya bukan yang paling terpelajar dalam masalah sosial. Ini adalah pertama kalinya saya mendengar bahwa Anda adalah cucu perempuan paus, High Priestess.”
“Oh iya, kau bepergian ke luar negeri sampai beberapa hari yang lalu. Dan meskipun kau adalah Pastor Santaku dari murid faksi reformasi, Kamu tidak diberitahu dalam hal politik dan hubungan sosial. Kau benar-benar pendeta yang pantas, Narikin,” Kata Alca sambil tersenyum. “Dia bukan kakekku karena hubungan darah. Paus tidak memiliki istri atau anak sedarah —aku hanyalah salah satu dari putri angkatnya.”
Menurutnya, ketika Alca menjadi calon High Priestess di usia muda, dia telah meninggalkan keluarga asalnya untuk menjadi anggota keluarga paus. Ada kandidat lain, tetapi semuanya gagal, dan Alca-lah yang menggantikan High Priestess sebelumnya.
Menjadi High Priestess dari Gereja Cahaya memang terdengar sulit. Dia harus menaklukkan Dungeon untuk mendapatkan posisi itu juga...
“Tunggu, jika saya tidak salah dengar dari perkataanmu tadi, apakah Anda mengatakan bahwa Anda adalah bagian dari faksi reformasi?”
“Memang. Sejauh penelitian yang bisa kuungkapkan, lima generasi terakhir paus semuanya sebenarnya adalah orang yang sama. Aku percaya sudah waktunya baginya untuk pensiun,” Kata Alca.
Lima generasi, ya? Aku ingin tahu trik apa yang dia gunakan. Klon, mungkin?
Saat aku memikirkan itu, Alca mencondongkan tubuh ke depan untuk berbisik ke telingaku. “Ini juga kehendak mantan gurumu, Santaku. Aku bisa mempercayaimu untuk memberikan bantuanmu, kan?”
“Saya akan melakukan apa yang kubisa,” Jawabku, karena sepertinya dia sepenuhnya terpaku pada diriku untuk membantunya. Skenario terburuk, aku bisa kabur begitu saja.
Jadi latihanku selesai dengan aman, meskipun petinggi menerobos masuk seperti itu.
Paus mengunjungi fasilitas itu berarti dia tahu semua tentang Dungeon buatan, ya? Dan Astaga, tekanan itu. Cukup jelas bahwa dia bukan orang tua yang ramah yang tidak menyadari apa pun yang sedang terjadi; dia memegang kendali binatang ini dengan kuat.
Aku dengan aman bertemu kembali dengan Rokufa-ko dan kembali ke ruangan yang telah diberikan kepadaku sebagai pendeta keliling.
“Bleh, itu melelahkan. Waktunya memberitahumu semua informasi yang kudapatkan,” Kataku, tapi dia menggelengkan kepalanya.
“Jangan khawatir, aku melihat melalui matamu. Meskipun jelas aku juga tidak bisa menunjukkannya pada Toi.”
Oh, itu nyaman. Aku bisa membiarkan Narikin memutuskan apakah akan membagikan semuanya dengan Toi atau tidak, karena hal ini tidak penting untuk dia ketahui.
“Ngomong-ngomong, aku melihat sesuatu yang besar, Keima. Kau masih ingatkan saat dirimu bertemu dengan paus?”
“Ya. Ada apa dengannya?”
Rokufa-ko menatapku dengan seksama, lalu berbicara. “Itu adalah Core 10. Aku pernah melihatnya di pertemuan!”
“Apa?”
Maksudku, Alca memang mengatakan paus tidak berubah dalam lima generasi. Tapi mengapa Dungeon Core memerintah Gereja Cahaya Kerajaan Suci, sebuah gereja khusus untuk menyembah Dewa Cahaya?
Meskipun aku merasa ini terlalu mencurigakan, aku mengumpulkan semua yang telah aku pelajari dan mengirimkannya ke Haku.
TL: Gori-Chan EDITOR: Drago Isekai | ||
<<-PREV | TOC | NEXT->> |